Ekspor Mebel dan Kerajinan Ditargetkan Capai Rp98 Triliun di 2030

3 weeks ago 18

loading...

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur dalam Rakernas HIMKI 2025 di Jakarta. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA - Industri mebel dan kerajinan memiliki potensi besar sebagai sektor unggulan Indonesia di masa depan. Potensi ini didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah, sumber daya manusia yang kompeten, serta pasar yang terus berkembang, baik di dalam maupun luar negeri.

"Industri mebel dan kerajinan adalah salah satu sektor prioritas yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global. Industri ini juga menjadi penggerak ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja serta kontribusi terhadap devisa negara. Apalagi, kita memiliki bahan baku yang cukup beragam, mulai dari kayu, rotan, bambu, hingga serat alam lainnya," ujar Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur dalam Rakernas HIMKI 2025 dikutip Rabu (19/2/2025).

Baca Juga

HIMKI Ungkap Potensi Banten dalam Memperkuat Industri Mebel Nasional

Menurutnya, daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada keberlanjutan bahan baku alami, desain khas yang berciri lokal, serta tenaga kerja yang terampil. Meski kondisi perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih akibat dinamika geopolitik, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan tetap tumbuh. Saat ini, China masih menjadi eksportir utama mebel dunia, disusul Vietnam.

Berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur global pada 2024 tercatat sebesar USD660 miliar dan diproyeksikan tumbuh 4,9% per tahun dalam periode 2025–2034.

"Ekspor produk mebel dan kerajinan nasional memang mengalami perlambatan, tetapi kami optimis pertumbuhannya akan kembali meningkat. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melalui pameran IFEX pada Maret 2025, yang kami harapkan dapat membantu menahan penurunan ekspor pada kuartal berikutnya," kata Sobur.

Ia menambahkan bahwa peluang pasar global tetap terbuka, terutama dengan meningkatnya pembangunan di berbagai negara yang mendorong permintaan furnitur dan kerajinan. AS dan Eropa masih menjadi pasar utama, tetapi permintaan dari kawasan tersebut cenderung menurun akibat inflasi yang tinggi. Oleh karena itu, industri perlu mengoptimalkan peluang di pasar baru seperti Timur Tengah, India, dan Asia.

"Kami optimistis industri furnitur nasional akan terus tumbuh, dengan target ekspor mencapai USD6 miliar atau setara Rp98 triliun pada tahun 2030," tegasnya.

Baca Juga

HIMKI Dorong Pembukaan Pasar Baru Ekspor Mebel dan Kerajinan

Sementara, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi HIMKI atas kontribusinya dalam mendorong industri furnitur nasional. HIMKI dinilai terus bersinergi dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai target ekspor dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |