Ekspor Listrik ke Singapura, RI Bidik Investasi Energi Bersih Rp 856 T

19 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng meneken nota kesepakatan (Memorandum of Understanding/ MoU) terkait kerja sama ekspor listrik.

Rencana kerja sama ini merupakan bagian dari tiga aspek rencana kerja sama yang disepakati hari ini. Ada tiga nota kesepahaman yang ditandatangani hari ini, Jumat (13/6/2025), di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, yakni nota kesepahaman perdagangan listrik antar negara, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta investasi kawasan industri berkelanjutan.

Ekspor listrik ke Singapura tersebut diperkirakan akan membawa investasi bernilai miliaran dolar ke Tanah Air.

"Saya yakin hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam proses panjang untuk menunjukkan komitmen antar Pemerintah Singapura dan Indonesia dalam melakukan kerja sama pada energi hijau. Khususnya perdagangan energi listrik bersih, CCS dan membangun kawasan hijau," ungkap Bahlil dalam acara penandatanganan MoU Indonesia-Singapura, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Potensi listrik yang akan diekspor Indonesia ke Singapura untuk memenuhi kebutuhan hingga 2035 adalah sebesar 3,4 Giga Watt (GW).

Dengan rencana ekspor listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) ini, Indonesia diperkirakan akan memperoleh investasi hingga US$ 52,7 miliar atau sekitar Rp 855,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.237 per US$).

Perkiraan investasi tersebut berupa potensi investasi pembangkit panel surya US$ 30-50 miliar, dan investasi untuk manufaktur panel surya dan Battery Energy Storage System (BESS) US$ 2,7 miliar.

Hal itu dengan asumsi kebutuhan kapasitas panel surya sebesar 18,7 Giga Watt peak (GWp) dan BESS 35,7 GWh, yang berasal dari target dan profil beban Singapura, kepastian suplai dengan durasi 18 jam (naik secara bertahap), kepastian tidak intermittent setiap 30 menit periode dispatch, dan pemenuhan target kapasitas menyesuaikan dengan efisiensi fotovoltaik (pv) yang terbatas.

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan bahwa nota kesepahaman tersebut menandai langkah maju yang signifikan dalam visi bersama yang saling menguntungkan untuk masa depan antarnegara.

"Pertama, pada perdagangan listrik lintas batas. Proyek-proyek ini berpotensi menarik investasi modal yang signifikan, menghasilkan pendapatan devisa, dan meningkatkan pendapatan pajak tahunan," katanya.

Selain itu, Tan menjelaskan bahwa ekspor listrik yang dilakukan dapat menjadi stimulus bagi pertumbuhan di sektor manufaktur energi terbarukan di hilir Indonesia dan juga memperkuat rantai pasokannya yang lebih luas, menciptakan lapangan kerja, dan pada gilirannya menarik investasi jangka panjang.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 60% Proyek Listrik Baru RI Sampai 2034 Direncanakan dari Energi Hijau

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |