DPR Soroti KAEF dan INAF, Nunggak Gaji 12.000 Karyawan dan Pinjol

4 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja perusahaan-perusahaan farmasi pelat merah menjadi sorotan DPR RI VI. Di antaranya, PT Indofarma Tbk. (INAF) yang terjerat pinjaman online (pinjol) dan penunggakkan gaji terhadap sekitar 12.000 karyawan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF).

Anggota DPR RI Komisi VI, Imas Aan Ubudiah mengatakan perkara penggunaan pinjol yang menggunakan data karyawan sudah melekat dengan INAF. Menurutnya, rencana para direksi INAF dan KAEF sudah bagus tetapi tetap meragukan.

"Tetapi apa yang bisa meyakinkan masyarakat, yang bisa meyakinkan kami gitu, bahwa Bapak itu bisa melanjutkan kapal yang mau karam. Melihat wajah-wajah dari jajaran Kimia Farma, wajah-wajah dari para pejuang Indofarma, ragu Pak," ujar Imas saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan PT Bio Farma (Persero), Kamis (8/5/2025).

Anggota DPR RI Fraksi PKB itu merasa ragu karena perkara pinjol sudah terekam di jejak digital media sosial.

"Kami ragu karena media sosial itu susah, Pak. Jejak digital susah, seorang pemimpin sampai rela mengorbaknan karyawannya untuk pinjol dan itu melekat. Jadi apapun yang bapak paparkan kepada kami, jujur ragu," pungkas Imas.

Ia kemudian menyinggung Kimia Farma memiliki 1.054 apotek tetapi masih merugi dan menunggak gaji 12.000 karyawan. Menurut Imas, warga daerah pilihannya (Garut dan Tasikmalaya) sebenarnya nyaman dengan pelayanan KAEF, tetapi harga obat-obatan yang dijual kurang bersaing.

"Selanjutnya 12.000 pegawai ini apakah mereka termasuk yang gajinya belum dibayar, yang nunggak mereka itu, Pak? Dibaca berapa juta mata [netizen], bahwa untuk sekedar beli beras aja susah, nah Bapak ini bertanggung jawab terhadap 12.000 pegawai, terhadap 1.054 apotek dan klinik apotek," pungkas Imas.

Sebagai informasi, KAEF mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang kuartal III-2024 menjadi Rp 421,8 miliar. Rugi tersebut membengkak 137,9% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 177,3 miliar.

Sementara itu, INAF melaporkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk senilai Rp166,48 miliar hingga September 2024. Kerugian ini menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp191,68 miliar.

Displaying Undangan Liputan - Pengumuman Joint Venture PT Thermo Asri Makmur dan Dalian Bingshan Engineering & Trading Co., Ltd..pdf.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Raih Laba Rp 23,64 Triliun, Telkom Bisa Setor Dividen Jumbo

Next Article Tok! Indofarma (INAF) Jual 50% Aset Perusahaan untuk Bayar Utang

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |