Jakarta, CNBC Indonesia - China punya aturan baru untuk para influencer. Kini mereka tak bisa asal berbicara di platform media sosial dengan topik tertentu.
Aturan yang mulai berlaku pada 25 Oktober 2025 lalu mewajibkan influencer memiliki kualifikasi resmi untuk berbicara topik serius seperti keuangan, kesehatan, kedokteran, hukum atau pendidikan. Kualifikasinya bisa seperti gelar sarjana, pelatihan yang diakui, lisensi atau sertifikasi.
Cyberspace Administration of China (CAC) beralasan tujuan aturan itu untuk mengurangi misinformasi secara online, seperti konten menyesatkan dan nasihat berbahaya, dikutip dari Economic Times, Senin (3/11/2025).
Sasaran peraturan ini termasuk bagi influencer di platform utama China, seperti Douyin, Weibo dan Bilibili. Tiap platform juga diharuskan melakukan verifikasi informasi kualifikasi yang dimiliki para kreator pada masing-masing media sosial.
Selain itu, para platform punya tugas lain untuk memastikan konten yang dibagikan kreator telah menyebutkan kutipan dan penyangkalan yang tepat.
Bagi influencer, konten yang diunggah harus menjelaskan materinya dihasilkan oleh AI atau referensi.
Bukan hanya mengatur soal influencer, CAC juga melarang iklan produk dan layanan medis. Tujuannya mencegah promosi terselubung yang dijadikan sebagai konten edukasi.
Peraturan itu disambut dengan dua pendapat yang berbeda. Banyak pengguna yang menyambut baik, namun ada pula yang tak setuju dengan pembatasan ini.
Mereka yang mendukung menyebutkan aturan tersebut membuat orang-orang bisa melihat konten informatif dalam platform. Selain itu menyetujui hanya orang dengan kualifikasi relevan dapat berbicara dan membahas informasi untuk mencegah misinformasi.
Sebaliknya, masyarakat yang tak setuju mengatakan peraturan baru mengekang kebebasan berbicara. Sebab menjadi pembatasan suara independen dan debat kritis di media sosial.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cari Kerja Makin Susah, Profesi Ini Tiba-tiba Naik Daun

5 hours ago
1

















































