Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ada beberapa negara yang meminta Indonesia untuk investasi di negeri mereka masing-masing. Airlangga menyebut di antaranya ada Filipina dan India.
Hal ini terjadi terutama di negara-negara dimana neraca perdagangannya defisit terhadap RI. Kebanyakan dari mereka berharap produksi barang dari RI bisa dilakukan di negaranya.
"Semuanya konsepnya sebetulnya belajar dari Indonesia. Kita ingin kan ada local content, ingin diproduksi di Indonesia," ujarnya saat di Launching Trade Expo Indonesia ke-40 di Gedung Kementerian Perdagangan, Kamis (20/2/2025).
Oleh karena itu, ia mengatakan beberapa negara yang perdagangannya negatif (defisit) dengan Indonesia, termasuk Amerika Serikat (AS) meminta agar produksi dilakukan di negara mereka.
"Jadi inilah sebuah program yang hampir seluruh dunia menginginkan hal yang sama, local content, inflation reduction act juga terkait dengan local content," kata Airlangga.
Pada kesempatan yang sama, Airlangga juga mengatakan adanya kebijakan Trump 2.0. membuat Indonesia harus melihat perdagangan ke seluruh dunia. Ia menyevut perdagangan dunia di Amerika di sekitaran 83%.
"Jadi kita harus menjalin kerjasama dengan 83% dunia. Jadi ini sebuah angka yang luar biasa, dan saya juga ingin memberikan catatan para exporter kita untuk lebih inovatif dan kreatif, tentu branding dan pemasaran yang strategis, kita biasanya karena brandingnya kuat, pasarnya strategis, lawan kita kasih anti dumping," ujar Airlangga.
Menurutnya, dia mengatakan pemerintah telah menetapkan sejumlah strategi seperti memperkuat kerja sama perdagangan dengan berbagai negara, salah satunya dengan mempercepat penyelesaian perundingan internasional seperti IEU CEPA, Indonesia-MERCOSUR CEPA, I-EAEU FTA, serta Indonesia-GCC FTA. Selain itu, untuk diversifikasi dan perluasan ekspor ke negara-negara berkembang di Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin juga dilakukan kerja sama baru ke berbagai fora internasional seperti BRICS, GCC, dan CP-TPP.
Adapun, untuk meningkatkan daya saing produk ekspor, pemerintah juga melakukan upaya hilirisasi tidak hanya pada komoditas mineral, namun juga sektor manufaktur seperti industri tekstil, makanan-minuman, furniture, barang-barang kulit, hingga produk berbasis plastik dan kertas. Selain itu, Pemerintah juga akan memperkuat dukungan pembiayaan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Terkait dengan Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan diselenggarakan Oktober, Airlangga berharap event nanti akan menjadi momentum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI. Dia menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan TEI yang mampu menjadi platform perdagangan internasional dan etalase bagi produk-produk unggulan Indonesia menembus pasar global.
Dengan capaian total transaksi TEI tahun 2024 yang melampaui target hingga US$22,73 miliar, Airlangga berharap agar untuk penyelenggaraan tahun 2025 juga dapat melampaui target yang ditetapkan, sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi nasional. Dia menargetkan TEI tahun ini bakal meraup transaksi sebanyak US$25 miliar atau sekitar Rp407,5 triliun.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: DPR Filipina Setujui Pemakzulan Wapres Sara Duterte
Next Article Video: RI Ultimatum UE Soal Perundingan IEU-CEPA Yang Tak Kelar-kelar