Di Tengah Kecamuk Perang, BI Pilih Jaga Rupiah Dibanding Potong Bunga?

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Selasa dan Rabu pekan ini (16-17 Juni 2025). BI diperkirakan akan menahan suku bunga pada bulan ini.

Seperti diketahui, BI memangkas suku bunga pada Mei 2025 ke level 5,50%. Ini adalah pemangkasan pertama dalam empat bulan terakhir.

Sebelumnya, BI rate ditahan pada Februari-April 2025 di level 5,75%. Hal ini sesuai dengan proyeksi dari berbagai lembaga/institusi.

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 13 lembaga/institusi menunjukkan pasar berekspektasi akan menahan suku bunga d ke level 5,50%.

Sebanyak 11 lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga sementara dua institusi lainnya memproyeksi akan memangkas suku bunga.

BI memutuskan untuk memangkas suku bunga bulan lalu sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,87% (year on year/yoy) pada kuartal I-2025.

Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1%, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang sesuai fundamental, dengan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestic," tutur Gubernur BI Perry Warjiyo saat konferensi pers, bulan lalu.

Di Tengah Perang, BI Pilih Jaga Rupiah
Sejumlah analis memperkirakan BI akan menahan suku bunga demi menjaga stabilitas nilia tukar. Perang Israel vs Iran yang meletus Jumat pekan lalu (13/6/2025) meningkatkan ketidakpastian politik. Rupiah pun akhirnya melemah setelah sempat terbang tinggi.

Nilai tukar rupiah melemah 0,4% pada Jumat lalu tetapi kemudian menguat Senin kemarin.
Secara historis, nilai tukar rupiah rawan dengan pelemahan saat terjadi perang. Contohnya, rupiah

"Kami memperkirakan BI akan mempertahankan BI rate. Hal ini disebabkan oleh nilai tukar rupiah yang masih berada dalam tekanan terhadap dolar AS di tengah ketidakpastian pasar keuangan global, perang dagang, serta dampak perang Israel-Iran," tutur kepala ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman, kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan ruang untuk pemangkasan BI rate masih terbuka lebar mengingat kondisi inflasi domestik yang relatif rendah, yakni hanya 1,60% (y-o-y) pada Mei 2025. Selain itu, pemangkasan suku bunga juga diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

Secara historis, rupiah memang kerap terkapar setiap kali perang. Contohnya pada perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Sejak perang yang pecah pada akhir Februari 2022 tersebut rupiah langsung merespon negatif. Seminggu setelah perang pecah, rupiah melemah 0,03% di level Rp14.385/US$1 pada 3 Maret 2022.

Adapun, perang antara Hamas dan Israel pada 2023 dimulai pada 7 Oktober 2023, saat Hamas melancarkan serangan besar-besaran yang disebut "Operasi Banjir Al-Aqsa". Serangan ini merupakan yang terbesar dan paling mematikan dalam sejarah konflik Israel-Palestina modern.

Pergerakan rupiah juga mengalami pelemahan saat memuncaknya perang Hamas dan Israel. Seminggu setelah perang 7 Oktober 2023, rupiah melemah terhadap dolar AS hingga 0,48% di level Rp15.680/US$1.

Sementara itu, analis yang memperkirakan BI akan memangkas suku bunga lebih menyoroti masih terbukanya ruang pemangkasan. Pertumbuhan ekonomi yang melemah juga membuat kebutuhan suku bunga rendah lebih dibutuhkan.

(mae/mae)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |