Jakarta, CNBC Indonesia - Iran ingin menutup Selat Hormuz. Hal ini terjadi di tengah panasnya konflik dengan Israel.
Mengutip Euronews, Komandan Garda Revolusi Sardar Esmail Kowsari mengatakan kepada media lokal dalam sebuah wawancara bahwa penutupan Selat Hormuz sedang dipertimbangkan. Iran akan membuat keputusan terbaik dengan tekad.
"Tangan kami terbuka lebar untuk menghukum musuh, dan respons militer hanyalah sebagian dari respons kami secara keseluruhan," kata Kowsari, yang merupakan anggota parlemen selain jabatan militernya, dikutip Senin (16/6/2025).
Selat Hormuz sendiri adalah salah satu titik sempit yang paling penting secara strategis di dunia. Blokade apa pun oleh Iran akan menimbulkan risiko serius bagi Eropa.
"Ini akan menjadi bencana bagi Eropa", kata pakar keamanan Claude Moniquet dalam sebuah wawancara dengan Euronews.
Pernyataan Moniquet sebenarnya tidak salah. Ini bisa dilihat dari empat hal.
Ancaman Energi
Ancaman terhadap keamanan energi Eropa akan terjadi. Sekitar 20% minyak global dan sebagian besar gas alam untuk kawasan itu melewati Selat tersebut.
Eropa mengimpor minyak dan gas alam cair (LNG) dari negara-negara Teluk, Arab Saudi, Qatar, UEA, yang sebagian besar melewati Selat tersebut. Jika Iran memblokirnya, harga minyak global akan melonjak, dan Eropa dapat menghadapi kekurangan energi, terutama di negara-negara yang bergantung pada bahan bakar Timur Tengah.
Guncangan Ekonomi
Lonjakan harga minyak yang tiba-tiba akan meningkatkan inflasi, biaya energi, dan mengganggu industri di seluruh Eropa. Sektor manufaktur, transportasi, dan pertanian akan sangat rentan. Reaksi pasar dan volatilitas di bursa saham Eropa dapat menjadi efek berantai.
Eskalasi Keamanan & Militer
Blokade dapat memicu konfrontasi militer yang melibatkan AS, angkatan laut UE, dan negara-negara Teluk, yang berisiko memicu perang regional yang lebih luas. Eropa mungkin terseret ke dalam konflik melalui kewajiban atau aliansi NATO, terutama dengan negara-negara seperti Prancis atau Inggris yang mempertahankan kehadiran angkatan laut di kawasan tersebut.
Gangguan Pengiriman dan Perdagangan
Selain minyak, Selat ini merupakan rute utama pengiriman global. Gangguan dapat menunda impor bahan baku, elektronik, dan barang konsumsi Eropa, yang akan memengaruhi rantai pasokan. Premi asuransi untuk pengiriman dapat melonjak, sehingga meningkatkan biaya bagi bisnis dan konsumen Eropa.
(sef/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Arab Kena Krisis Energi, Tutup Sekolah di 10 Provinsi