Jakarta, CNBC Indonesia - China berhasil menanamkan chip otak dalam uji klinis pertama yang memungkinkan seseorang mengendalikan perangkat elektronik hanya dengan pikiran.
Teknologi ini menempatkan China sejajar dengan Amerika Serikat dalam perlombaan antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI), sebuah bidang futuristik yang selama ini didominasi oleh perusahaan milik Elon Musk, Neuralink.
Uji coba dilakukan pada Maret lalu terhadap pasien yang mengalami kelumpuhan total (tetraplegia). Beberapa minggu pascaoperasi, pasien tersebut mampu memainkan game balap dan catur hanya dengan pikiran, menurut pernyataan dari Center for Excellence in Brain Science and Intelligence Technology di Shanghai.
Implan yang digunakan berukuran sangat kecil, hanya 26 mm dengan ketebalan kurang dari 6 mm, dan diklaim lebih dari 100 kali lipat lebih fleksibel dibandingkan teknologi yang dikembangkan Neuralink. Ini membuat China menjadi negara dengan teknologi BCI paling ringan dan fleksibel saat ini.
Langkah selanjutnya, tim ilmuwan akan mengembangkan kemampuan pasien untuk mengendalikan lengan robotik guna melakukan aktivitas fisik yang lebih kompleks seperti menggenggam dan mengangkat benda.
Mengutip Business Standard, Selasa (17/6/2025), uji klinis ini merupakan kolaborasi antara pusat riset otak tersebut dengan Rumah Sakit Huashan, Universitas Fudan.
China memang telah menunjukkan geliat di bidang teknologi otak lewat beberapa eksperimen startup lokal. Namun, uji klinis terbaru ini menjadi sinyal kuat bahwa Negeri Tirai Bambu siap bersaing secara serius dengan AS dalam pengembangan teknologi penghubung pikiran dan mesin.
Targetnya, chip ini bisa mendapatkan izin edar dan masuk ke pasar secara komersial mulai tahun 2028.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belajar dari China, CEO Telegram Ungkap Alasan AS Kalah Jauh