Jakarta, CNBC Indonesia - China berisiko mengalami deflasi yang lebih dalam. Hal ini dikarenakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akhirnya mengalihkan barang-barang yang sejatinya harus diekspor ke AS ke pasar domestik.
Pemerintah daerah dan bisnis besar Tiongkok telah menyuarakan dukungan untuk membantu eksportir yang terkena tarif mengalihkan produk mereka ke pasar domestik untuk dijual. JD.com, Tencent, dan Douyin, aplikasi saudara TikTok di China, termasuk di antara raksasa e-commerce yang mempromosikan penjualan barang-barang ini kepada konsumen dalam negeri.
Wakil Menteri Perdagangan China, Sheng Qiuping, dalam sebuah pernyataan bulan lalu menggambarkan pasar domestik China yang luas sebagai penyangga penting bagi eksportir dalam menghadapi guncangan eksternal, seraya mendesak otoritas setempat untuk mengoordinasikan upaya dalam menstabilkan ekspor dan meningkatkan konsumsi.
"Efek sampingnya adalah perang harga yang sengit di antara perusahaan-perusahaan China," kata Yingke Zhou, ekonom senior China di Barclays Bank, kepada CNBC International, Senin (5/5/2025).
"Masuknya barang-barang diskon yang ditujukan untuk pasar AS juga akan mengikis profitabilitas perusahaan, yang pada gilirannya akan membebani lapangan kerja. Prospek pekerjaan yang tidak pasti dan kekhawatiran atas stabilitas pendapatan telah berkontribusi pada melemahnya permintaan konsumen."
Setelah berada sedikit di atas nol pada tahun 2023 dan 2024, indeks harga konsumen China merosot ke wilayah negatif, menurun selama dua bulan berturut-turut pada bulan Februari dan Maret. Indeks harga produsen turun selama 29 bulan berturut-turut pada bulan Maret, turun 2,5% dari tahun sebelumnya, untuk mencatat penurunan tertajamnya dalam empat bulan.
"Karena perang dagang menurunkan pesanan ekspor, deflasi harga grosir China kemungkinan akan semakin dalam hingga 2,8% pada bulan April, dari 2,5% pada bulan Maret," menurut tim ekonom di Morgan Stanley.
Kepala ekonom China di Goldman Sachs, Shan Hui, memperkirakan bahwa dalam setahun penuh CPI China akan turun menjadi 0%, dari pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 0,2% pada tahun 2024, dan PPI akan turun sebesar 1,6% dari penurunan 2,2% tahun lalu.
"Harga perlu turun bagi pembeli domestik dan asing lainnya untuk membantu menyerap kelebihan pasokan yang ditinggalkan oleh importir AS," kata Shan.
"Kapasitas manufaktur mungkin tidak dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kenaikan tarif yang tiba-tiba, yang kemungkinan memperburuk masalah kelebihan kapasitas di beberapa industri."
(tps)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Diam-diam, China Mulai Melonggarkan Tarif Impor
Next Article Warning Xi Jinping untuk Trump, Blak-blakan Perang Dagang AS-China