Jakarta, CNBC Indonesia - Menagih utang ke siapapun sering kali menjadi situasi yang serba tidak enak, apalagi jika yang berutang adalah teman, saudara, atau orang terdekat. Banyak orang akhirnya memilih diam karena sungkan, padahal menagih utang adalah hak yang sah dan wajar dilakukan.
Kabar baiknya, menagih utang tidak harus berujung konflik. Dengan pendekatan yang tepat, bahasa yang sopan, dan strategi yang bijak, peluang utang dibayar justru bisa lebih besar tanpa merusak hubungan.
Mengapa Menagih Utang Harus Dilakukan dengan Sopan?
Pendekatan yang kasar atau emosional sering kali membuat orang yang berutang menjadi defensif, menghindar, bahkan memutus komunikasi. Sebaliknya, kata-kata yang sopan dan empati akan:
-
Membuat lawan bicara lebih terbuka
-
Meningkatkan niat untuk membayar
-
Menjaga hubungan jangka panjang
-
Menghindari konflik berkepanjangan
Karena itu, cara menagih utang sama pentingnya dengan tujuan menagih itu sendiri.
Cara Menagih Utang yang Baik dan Tidak Menyinggung
1. Gunakan Bahasa yang Halus dan Profesional
Saat menagih utang, hindari nada menyudutkan atau menyalahkan. Gunakan bahasa netral, tenang, dan tidak emosional. Sebaiknya lakukan pembicaraan secara pribadi agar lebih nyaman dan terbuka.
Jika peminjam belum sanggup membayar, ajak berdiskusi untuk mencari solusi bersama, seperti cicilan atau penjadwalan ulang.
2. Ingatkan Jatuh Tempo Secara Santun
Tidak semua orang sengaja menunda pembayaran. Ada juga yang benar-benar lupa. Anda bisa mengirim pesan singkat menjelang jatuh tempo melalui WhatsApp atau SMS dengan kalimat sopan.
Pendekatan ini sering kali efektif tanpa harus bertemu langsung, sekaligus menjadi pengingat yang tidak menekan.
3. Sampaikan Jika Uang Dibutuhkan untuk Keperluan Mendesak
Jika memang benar, tidak ada salahnya menjelaskan bahwa Anda membutuhkan uang tersebut untuk keperluan penting, seperti biaya pendidikan, kesehatan, atau kebutuhan rumah tangga.
Penyampaian alasan ini sebaiknya tetap jujur dan tidak berlebihan agar tidak terkesan memaksa.
4. Sepakati Perpanjangan Waktu Jika Diperlukan
Jika peminjam belum mampu membayar, tanyakan dengan sopan kapan waktu yang realistis bagi mereka. Buat kesepakatan baru yang jelas mengenai tanggal pembayaran agar tidak berlarut-larut.
Kesepakatan yang jelas akan membuat kedua pihak merasa lebih nyaman dan bertanggung jawab.
5. Tawarkan Pembayaran dengan Sistem Cicilan
Daripada menunggu tanpa kepastian, cicilan sering menjadi solusi terbaik. Nominalnya tidak harus besar, yang terpenting ada komitmen dan progres pembayaran.
Diskusikan bersama:
-
Besar cicilan
-
Jadwal pembayaran (mingguan/bulanan)
-
Tenggat pelunasan
Pendekatan ini lebih manusiawi dan sering kali lebih efektif.
6. Minta Bantuan Teman Terdekatnya (Jika Tidak Responsif)
Jika peminjam sudah lama tidak merespons, Anda bisa meminta bantuan orang terdekatnya untuk sekadar mengingatkan, bukan menekan.
Hindari menyebut nominal utang agar tetap sopan dan menjaga privasi.
7. Hubungi Keluarga sebagai Langkah Terakhir
Jika peminjam benar-benar menghilang dan tidak bisa dihubungi, menghubungi keluarga bisa menjadi opsi terakhir. Sampaikan maksud Anda dengan sopan dan jelas.
Langkah ini bukan untuk mempermalukan, melainkan mencari kejelasan dan solusi.
8. Simpan Bukti dan Dokumentasi
Selalu simpan bukti transaksi, catatan chat, atau kesepakatan pembayaran. Dokumentasi ini penting jika di kemudian hari terjadi masalah atau perselisihan.
9. Lapor ke Pihak Berwajib Jika Ada Unsur Pidana
Secara hukum, seseorang tidak bisa dipenjara hanya karena tidak mampu membayar utang. Namun, jika terdapat unsur penipuan atau niat jahat (misalnya berutang tanpa niat membayar dan dilakukan berulang), kasus tersebut dapat masuk ranah pidana sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Langkah hukum sebaiknya menjadi opsi terakhir setelah jalur musyawarah tidak membuahkan hasil.
Contoh Kalimat Sopan untuk Menagih Utang
Pembukaan
"Maaf mengganggu waktunya sebentar, saya ingin menanyakan soal pinjaman yang kemarin."
Menjelaskan Situasi
"Sesuai catatan saya, kamu sempat meminjam dana pada tanggal ..., saya ingin memastikan apakah sudah ada rencana pembayarannya."
Menanyakan Kendala
"Apakah ada kendala tertentu yang membuat belum bisa melunasi? Mungkin kita bisa cari solusi bersama."
Menawarkan Solusi
"Kalau belum memungkinkan sekaligus, bagaimana kalau kita atur pembayaran bertahap?"
Penutup
"Terima kasih atas pengertiannya, semoga kita bisa menyelesaikan ini dengan baik."
Kesimpulan
Menagih utang bukanlah tindakan yang salah, tetapi cara menyampaikannya sangat menentukan hasilnya. Dengan sikap sopan, empati, dan komunikasi yang jelas, peluang utang dibayar akan lebih besar tanpa merusak hubungan.
Bagi yang berutang, membayar utang adalah tanggung jawab moral dan sosial. Menyelesaikan utang tepat waktu bukan hanya soal uang, tetapi juga soal menjaga kepercayaan.
(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1
















































