Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dalam mendukung upaya nasional dalam mengatasi persoalan sampah. Melalui inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG), BRI menjalankan program Zero Waste to Landfill sebagai langkah dalam mengelola limbah secara bertanggung jawab dan mendorong praktik bisnis ramah lingkungan.
Zero Waste to Landfill merupakan program kolaboratif dari BRI yang dirancang untuk menekan timbunan sampah sejak dari sumbernya dan memastikan limbah tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kian terbatas kapasitasnya. Adapun sepanjang 2024, melalui program ini, BRI berhasil mengelola total 703.559,9 kg sampah dari kegiatan operasional, termasuk 119.354,2 kg di antaranya berupa sampah plastik.
Upaya ini turut berkontribusi pada penghindaran emisi karbon sebesar 524,18 ton CO₂e, yang berdampak langsung pada penurunan jejak karbon perusahaan.
Sebagai bagian dari penguatan budaya keberlanjutan di internal, BRI pun melibatkan para pekerjanya dalam praktik Zero Waste to Landfill melalui penyediaan mesin Reverse Vending Machine (RVM). Pekerja yang menyetor sampah botol plastik ke dalam mesin ini akan mendapatkan poin reward yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah.
Tercatat, hingga Juni 2025, RVM mengumpulkan lebih dari 3.242 kg botol plastik atau setara dengan 178.720 botol plastik dengan potensi penghindaran emisi sebesar 17.693 kg CO₂e. Ini mencerminkan antusiasme tinggi pekerja BRI terhadap inisiatif ramah lingkungan ini.
Di luar aspek operasional, BRI juga aktif mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Salah satunya program Yok Kita GAS (Gerakan Kelola Sampah) yang telah diimplementasikan secara bertahap mulai dari 2021 hingga 2025, mencakup 41 lokasi di berbagai daerah di Indonesia.
Program ini menjangkau komunitas pasar tradisional dan lingkungan sekitarnya melalui pendirian 36 unit bank sampah dan pengembangan 5 unit pasar tradisional sebagai pusat pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Program ini pun membekali penerima manfaat dengan pelatihan pemilahan sampah, literasi keuangan, penguatan kelembagaan, serta bantuan alat seperti mesin pencacah sampah organik dan bak maggot komunal untuk mendukung proses pengolahan sampah skala komunitas.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengatakan, bahwa pengelolaan sampah yang berkelanjutan merupakan bagian dari komitmen BRI dalam mendukung ekonomi sirkular dan penerapan prinsip ESG.
"Kami juga terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari mitra daur ulang, pekerja, hingga komunitas, untuk memperkuat upaya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab," ujar Hendy dikutip Jumat (6/6/2025).
"Selain sejumlah inisiatif BRI yang sejalan dengan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, melalui pengelolaan sampah yang konsisten dan terukur, BRI turut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 13, yakni Climate Action, sebagai bentuk komitmen menghadapi perubahan iklim," kata dia.
Lebih lanjut, Hendy mengajak seluruh masyarakat untuk turut ambil bagian dalam upaya menjaga lingkungan, khususnya dalam menghadapi krisis sampah plastik yang semakin mendesak.
"Hal sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah rumah tangga, atau mendukung produk daur ulang bisa membawa dampak besar jika dilakukan bersama. Mari kita mulai dari hal kecil, demi masa depan bumi yang lebih lestari," tutupnya.
(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Upaya J Trust Bank Implementasi Keberlanjutan & ESG Perusahaan
Next Article Begini Upaya Nyata BRI Bantu Pulihkan Ekosistem Lingkungan