Bersiap! Washington, Beijing dan Jakarta Kirim Kabar Genting Pekan Ini

11 hours ago 4
  • Pasar keuangan RI sumringah pada perdagangan pekan lalu, IHSG balik ke level 7000, rupiah stabil, dan obligasi diburu investor.
  • Wall Street mulai kontraksi dari level ATH akibat huru-hara tarif trump dimulai lagi sampai isu Jerome Powell resign.
  • Pasar pekan ini sibuk dengan data eksternal, terutama perkembangan tarif, inflasi AS, pertumbuhan ekonomi China, sampai RDG BI.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air pekan lalu mayoritas hijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat lebih dari 2%, rupiah stabil, dan obligasi diburu investor.

IHSG pada perdagangan Jumat (11/7/2024) berakhir menguat 0,60% ke posisi 7.0747,43. Penguatan ini mengakumulasi tren positif sepanjang pekan sebesar 2,65% dan mencatat kenaikan selama lima hari beruntun.

Pasar saham pekan lalu terbilang ramai dengan turnover lebih dari Rp12 triliun, melibatkan 24,71 miliar lembar saham yang ditransaksikan lebih dari 1,46 juta kali.

Parade IPO masih berlanjut di akhir pekan lalu dengan sederet saham mencetak Auto Reject Atas (ARA) diantaranya PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang naik 34,1%, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) melesat 25%, PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) terbang 25%, PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) naik 24,8%..

Saham PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) juga bergerak moncer kemarin Jumat sampai 32%.

Akhir pekan lalu, asing juga terpantau mulai masuk lagi ke pasar saham RI dengan net buy di seluruh pasar senilai Rp459,14 miliar pada Jumat.

Tiga saham BUMN di posisi teratas menjadi buruan asing, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diperingkat pertama dengan net buy asing senilai Rp436,3 miliar, diikuti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp73,6 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp71,6 miliar.

Beralih ke pasar nilai tukar, pergerakan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) terbilang relatif stabil, dua hari jelang akhir pekan terpantau menguat, tetapi dalam mingguan masih melemah tipis

Merujuk data Refinitiv, pada Jumat kemarin rupiah berada di Rp16.205/US$. Dalam sepekan menyusut tipis 0,15% terhadap dolar AS.

Pergerakan rupiah masih cenderung stabil meskipun huru-hara tarif dimulai lagi.

Hal ini dimulai sejak Senin (7/7/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengirimkan surat ke 14 negara yang berisikan tarif ekspor ke AS terbaru. Banyak negara yang tidak mengalami perubahan dari sisi tarif atau bisa dikatakan sama seperti tarif yang diumumkan pada awal April 2025.

Termasuk Indonesia, yang tetap dikenakan tarif sebesar 32% untuk ekspor barang ke AS. Hal ini menjadikan 90 hari negosiasi kita sia-sia. Meskipun sampai saat ini pemerintah masih terus berusaha untuk melobi Trump mengenai kemungkinan diturunkannya tarif ini, Trump menegaskan bahwa tarif terbaru yang sudah dikirimkan ke banyak negara akan mulai berlaku per 1 Agustus 2025.

Di sisi lain, dari pasar obligasi RI terpantau tetap diburu investor tercermin dari imbal hasil surat utang tenor 10 tahun terus turun.

Melansir data Refinitiv, sampai Jumat kemarin, Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun berada di 6,57%, menandai tiga pekan beruntun penurunan dan mencapai level terendah sejak awal tahun.

Patut dipahami yield dan harga dari obligasi itu berlawanan arah. Jadi, ketika yield turun, harga obligasi artinya sedang naik atau investor banyak yang memburu instrumen konservatif ini.

Pages

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |