Baru 4 Tahun IPO, Emiten Ternak Ayam (WMUU) Digugat PKPU

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) melaporkan tengah terlilit Perkara Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Gugatan ini terjadi di tengah empat tahun WMUU resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Diketahui, perusahaan ternak unggas ini menerima salinan keputusan PKPU pada tanggal 2 Mei 2025. Adapun perkara ini tercatat di Pengadilan Niaga pada pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor 12/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt. Pst.

"Jenis Informasi atau Fakta Material Putusan perkara Permohonan PKPU yang diajukan oleh PT Sarana Steel Enginering dan PT Haida Agriculture Indonesia terhadap Perseroan," sebagaimana disebut dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu, (14/5/2025).

Diketahui, Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengesahkan Perjanjian Perdamaian (Homologasi) antara PT Widodo Makmur Unggas Tbk dengan para krediturnya melalui Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

"Dalam rangka mematuhi Perjanjian Perdamaian yang telah disahkan (homologasi), Perseroan akan terus menjalankan bisnisnya dengan fokus memperbaiki kinerja operasional, efisiensi dan strategi pertumbuhan jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan Perseroan," kata dia.

Melalui lampiran putusan, terlihat terdapat enam perbankan yang menjadi kreditor separatis WMUU. Sementara itu, terdapat 36 kreditor konkuren yang terdiri dari beberapa perusahaan.

Bile dirinci, jumlah tagihan dari kreditor separatis yang hadir mencapai Rp653,34 miliar dan yang tak hadir sebesar Rp78,86 miliar. Sementara itu, kreditor konkuren yang hadir mencapai Rp565,88 miliar dan yang tidak hasir sebesar Rp41,6 miliar.

Untuk diingat, WMUU IPO pada tanggal 2 Februari 2021. Saat itu WMUU melepas saham sebanyak 1.941.176.500 dengan harga saham yang ditawarkan sebesar Rp 180 per saham. Adapun dana publik yang dihimpun mencapai Rp 349 miliar.

Sebagai informasi, PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) mencatat penjualan bersih yang turun signifikan sejak tercatat di Bursa Efek Indonesia, per 31 Desember 2021.

Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp3,09 triliun namun per 30 September 2024 Perseroan hanya mampu membukukan pendapatan sebesar Rp238,7 miliar. Capaian tersebut anjlok sebesar 92%.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan segmen penjualan karkas ayam dimana segmen tersebut berkontribusi signifikan pada total penjualan WMUU yakni 95,7% dan 64,9% pada 2021 dan 2024.

Hanya segmen penjualan telur yang meningkat cukup pesat hingga 580,6%, sedangkan segmen ayam broiler, pakan, ayam umur sehari, dan karkas mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan di kisaran 50-95%.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen menjelaskan, penyebab penurunan pendapatan adalah karena adanya penurunan kapasitas pemotongan Rumah Potong Ayam (RPA) mulai tahun 2023 sampai dengan bulan September 2024.

"Hal tersebut dikarenakan keterbatasan modal kerja yang disebabkan oleh fluktuasi harga karkas di bawah harga Harga Pokok Penjualan (HPP) di akhir tahun 2022 sehingga menjadi penyebab kerugian Perseroan pada 3 tahun terakhir," tulis manajemen, Selasa (18/3/2025).


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK: Transaksi Bursa Naik & Didominasi Investor Ritel Domestik

Next Article Harmas Jalesveva Ajukan PKPU, Ini Respons Bukalapak.com (BUKA)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |