Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 tak berbeda dengan sebelumnya, karena badai PHK masih menyerang banyak perusahaan. Termasuk sejumlah perusahaan teknologi dan banyak sektor lain yang harus merumahkan banyak pekerjanya.
Tarif impor baru yang diumumkan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen beberapa waktu lalu jadi penyebab PHK ini. Sejumlah perusahaan harus meningkatkan biaya operasional karena kebijakan itu.
Selain itu ada juga terkait restrukturisasi di dalam perusahaan dan pengalihan dana untuk investasi Artificial Intelligence (AI).
Survei dari perusahaan penggajian ADP melaporkan 32 ribu pekerjaan hilang di sektor swasta hanya pada bulan September saja.
Berikut daftar perusahaan yang memangkas pekerjanya, dirangkum dari AP News, Senin (3/11/2025):
General Motors
Sekitar 1.700 pekerja terdampak kebijakan PHK perusahaan untuk seluruh lokasi pabrik di Michigan dan Ohio. Dilaporkan juga ratusan karyawan tambahan akan mengalami 'PHK sementara'.
Kabar terakhir termasuk 200 orang, yang sebagian besar para insinyur di Detroir. Pusat Inovasi TI Georgio akan ditutup dan membuat 300 orang terkena PHK.
Paramount
Paramount yang bekerja di bidang media dan hiburan, dikabarkan akan memberhentikan 2.000 karyawan atau 10% dari seluruh pekerjanya. Seorang sumber mengatakan perusahaan bakal memecat sekitar 1.000 pegawai lebih dulu pada Rabu, dan sisanya bakal dilakukan pada beberapa hari.
PHK ini terjadi setelah merger dengan Skydance beberapa waktu lalu. Merger kedua perusahaan senilai US$8 miliar.
Amazon
Amazon mengumumkan rencananya memangkas 14 ribu pekerjanya atau 4% dari total seluruh pegawai. PHK dilakukan saat perusahaan berfokus pada AI dan meningkatkan belanjanya untuk sektor itu.
CEO Andy Jassy juga pernah mengatakan soal AI generatif yang bakal mengurangi jumlah tenaga kerja korporat Amazon.
UPS
Tahun ini, UPS akan merumahkan 48 ribu orang pegawainya atau lebih besar dari yang dilakukan awal 2025 sebanyak 20 ribu orang.
Alasannya sebagai upaya pemulihan, saat adanya pergeseran pada pengiriman. Sejauh ini, UPS telah memecat 34 ribu dan akan mengurangi 14 ribu yang sebagian besar adalah level manajemen.
Target
Target juga akan merumahkan 1.800 posisi perusahaan atau 8% dari total secara keseluruhan. Pemangkasan terjadi dalam upaya perampingan.
"Terlalu banyak lapisan dan pekerjaan yang tumpang tindih membuat pengambilan keputusan lambat," kata Chief Operating Officer Michael Fiddelke.
Nestle
Perusahaan mengungkapkan akan memecat 16 ribu pekerja di seluruh dunia, karena adanya pemangkasan biaya lebih luas untuk memulihkan kinerja keuangan. PHK akan dilakukan selama dua tahun ke depan.
Nestle menghadapi tantangan seperti kenaikan harga komoditas dan tarif dari AS.
Lufthansa Group
PHK dalam jangka waktu panjang akan dilakukan Lufthansa. Sebanyak 4.000 pekerja bakal dipecat pada 2030, sebagian besar berasal dari kantor Herman dan peran administratif.
Pengurangan ribuan pekerja itu karena penerapan AI, digitalisasi dan konsolidasi pekerjaan.
Novo Nordisk
Perusahaan farmasi asal Denmark mengumumkan akan memecat 9.000 pekerja atau 11% dari total semua pekerjanya. PHK terjadi jadi bagian restrukturisasi, karena perusahaan menjual lebih banyak obat obesitas dan diabetes di tengah persaingan.
ConocoPhillips
Raksasa minyak mengatakan bakal memberhentikan seperempat tenaga kerjanya. Juru bicara perusahaan mengonfirmasi 20-25% karyawan dan kontraktor terdampak di seluruh dunia, atau sekitar 2.600-3.250 orang dari 13 ribu total pekerjanya.
PHK ini dilakukan sebagai upaya ConocoPhillips untuk memangkas biaya.
Intel
Intel juga akan melakukan hal serupa. CEO Lip-Bu Tan mengatakan perusahaan akan menutup tahun dengan 75 ribu pekerja inti saja, tidak termasuk anak perusahaan.
Artinya bakal ada sekitar 22 ribu karyawan yang kehilangan pekerjaan. Sebab jumlah pegawai yang diumumkan tahun lalu sebanyak 99.500 orang.
Microsoft
Total 15 ribu karyawan Microsoft kehilangan pekerjaan. Pada Mei, 6.000 orang telah di-PHK dan baru-baru ini diumumkan 9.000 posisi terancam dipecat.
PHK terbaru menimpa sejumlah divisi, termasuk bisnis gim video Xbox Microsoft. Banyak eksekutif yang menganggap pemecatan sebagian upaya memangkas lapisan manajemen.
Procter & Gamble (P&G)
Perusahaan berencana memangkas hingga 7.000 pekerjaan dalam dua tahun ke depan atau 6% dari tenaga kerja seluruhnya.
PHK itu terjadi karena bagian dari restrukturisasi dan di tengah tekanan tarif. Sebelumnya produsen deterjen Tide dan popok Pampers juga mengatakan bakal menaikkan seperempat produknya karena pajak impor baru.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

7 hours ago
2

















































