Arab Makin Panas! Houthi Balas Dendam ke Trump, Serang Kapal Induk AS

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Milisi penguasa Yaman, Houthi, mengklaim telah melakukan dua serangan terhadap armada kapal induk Amerika Serikat (AS), Minggu waktu setempat. Hal ini terjadi setelah Washington, di bawah perintah Presiden Donald Trump, meluncurkan serangan ke negara Selatan Jazirah Arab itu.

Mengutip AFP, Senin (17/3/2025), Houthi mengatakan mereka meluncurkan 18 rudal dan sebuah pesawat nirawak ke kapal induk USS Harry Truman dan kapal perang pendampingnya di Laut Merah dalam 24 jam terakhir. Kelompok pro Iran itu menegaskan bahwa langkahnya merupakan jawaban atas serangan yang dilancarkan AS terhadap kelompok itu.

"Serangan terhadap kelompok kapal induk itu sebagai pembalasan atas agresi Amerika yang terus berlanjut terhadap negara kita," ujar salah seorang Juru Bicara Houthi.

Sebelumnya, Washington telah berjanji untuk terus menyerang Yaman sampai kelompok itu berhenti menyerang pengiriman Laut Merah. Diketahui, Houthi menyerang Israel dan beberapa kapal dagang sekutu Negeri Zionis itu di Laut Merah selama perang Gaza, dengan mengklaim bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa pihaknya akan menggunakan kekuatan mematikan yang luar biasa untuk melawan kelompok itu. Hal ini ditandai dengan serangan besar pertama ke Yaman pada Sabtu lalu.

Kementerian Kesehatan Houthi mengatakan perempuan dan anak-anak termasuk di antara 53 orang yang tewas dan 98 orang terluka dalam serangan AS pada hari Sabtu. Media Houthi melaporkan lebih banyak ledakan pada Minggu malam, menuduh AS menargetkan pabrik pemintalan kapas di wilayah barat Hodeida serta Galaxy Leader, kapal Israel yang direbut kelompok itu lebih dari setahun lalu.

Pemimpin Houthi Abdul Malik Al Houthi menyerukan kepada warga Yaman untuk berbaris pada hari Senin sebagai bentuk perlawanan. Ia juga menyerukan ancaman peluncuran kembali serangannya karena penghentian bantuan kemanusiaan Israel ke Gaza, dan akan beralih ke opsi eskalasi tambahan jika agresi Amerika terhadap kelompok itu terus berlanjut.

Di sisi lain, Trump memperingatkan Houthi bahwa 'neraka akan menghujani kalian'. Dalam sebuah unggahan media sosial yang ditujukan kepada Iran, orang nomor satu di AS itu juga menuntut Republik Islam Iran untuk berhenti mendukung 'teroris Houthi'.

Hal ini mengundang reaksi dari Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi. Ia mengutuk serangan mematikan AS ke Yaman.

"Washington tidak memiliki wewenang untuk mendikte kebijakan luar negeri Teheran," tegasnya.

Sementara itu, saksi mata di ibu kota Yaman, Sanaa, menggambarkan mengalami 'ledakan mengerikan' yang mengguncang rumah-rumah dan memecahkan jendela. Rekaman di media Houthi menunjukkan anak-anak, termasuk seorang gadis dengan kaki menghitam yang dibalut perban, dan seorang wanita yang dirawat di rumah sakit.

"Saya telah tinggal di Sanaa selama 10 tahun, mendengar suara tembakan selama perang. Demi Tuhan, saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Saya dan keluarga saya ketakutan," tutur seorang warga bernama Ahmed.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Serang Houthi di Yaman, 53 Orang Tewas

Next Article Perang Arab Masih Membara, Houthi Yaman Drone Israel

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |