Apple Hancur Lebur, Jualan iPhone Makin Susah

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Apple menjadi sorotan para investor karena penjualan iPhone diperkirakan kembali turun untuk kuartal kedua (Q2) 2025.

Di tengah ancaman tarif dagang baru dari Amerika Serikat (AS), Apple dinilai makin kesulitan menjual iPhone, terutama di pasar penting seperti China.

Padahal Apple sempat mendapatkan angin segar berkat peluncuran iPhone 16e yang lebih murah pada awal tahun. Namun, itu belum cukup untuk mengangkat total angka penjualan.

Mengutip laporan Reuters, analis Wall Street memperkirakan, penjualan iPhone pada kuartal Januari-Maret 2025 justru akan mencatatkan penurunan tipis. Di China, laporan Canalys menunjukkan penjualan iPhone di Q1 2025 anjlok 8% secara tahun-ke-tahun (YoY). Namun, di pasar global kinerjanya tumbuh 4% YoY menurut laporan Counterpoint, didorong kinerja moncer dari penjualan iPhone 16e.

Tekanan terbesar perusahaan datang dari dua sumber, yakni ketidakpastian tarif impor antara AS dan China, serta ketertinggalan Apple dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan (AI).

"Tarif itu ibarat pedang bermata dua bagi Apple, mengancam, mengganggu, dan sarat muatan politik," ujar Eric Schiffer, Chairman Patriarch Organization, perusahaan ekuitas swasta yang memegang saham Apple.

Selama ini, Apple memproduksi sekitar 90% perangkatnya di China. Sementara rencana tarif baru dari AS bisa berdampak pada biaya produksi dan margin keuntungan.

Untuk mengurangi risiko, Apple mulai mengalihkan sebagian produksi ke India. Namun langkah ini tidak murah dan butuh waktu.

Masalah tidak berhenti di situ. Apple juga tertinggal dalam mengembangkan fitur AI jika dibandingkan dengan pesaingnya seperti Samsung dan Google.

Janji pembaruan Siri yang lebih canggih, misalnya, justru ditunda hingga 2026. Bahkan iklan promosi AI Apple ditarik karena menampilkan fitur yang belum tersedia.

Ketertinggalan ini berdampak nyata di China. Data dari IDC menunjukkan, pengiriman iPhone di China turun 9% pada kuartal pertama. Apple menjadi satu-satunya produsen smartphone besar yang mengalami penurunan di pasar tersebut, sementara pesaing lokal seperti Huawei makin agresif.

Meski demikian, Apple masih mencatat kabar positif. Berkat permintaan tinggi untuk iPhone 16e di India, Apple berhasil menempati posisi puncak dalam penjualan global smartphone pada kuartal tersebut, menurut laporan Counterpoint Research.

Secara keseluruhan, pendapatan Apple diperkirakan tumbuh 4,2% secara tahunan untuk kuartal kedua fiskal dengan kontribusi utama dari lini iPad dan bisnis layanan digital. Penjualan iPad diprediksi naik 9,1%, sementara layanan digital, unit dengan kontribusi terbesar setelah iPhone, diperkirakan tumbuh 11,8%.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Raup Cuan Trading Forex & Komoditas Saat Trump "Guncang" Pasar

Next Article iPhone Tak Laku, Nasib Apple Makin Miris di 2025

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |