Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Food Systems, Land Use, and Restoration (FOLUR) saat ini sudah masuk tahun ketiga sejak diluncurkan tahun 2022 silam. Proyek FOLUR sendiri dibuat sebagai inisiasi pemerintah dalam penguatan ketahanan pangan melalui pembangunan sistem pangan yang terintegrasi dengan manajemen lanskap.
Asisten Deputi Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kementerian Koordinator Bidang Pangan Radian Bagiyono mengatakan proyek FOLUR kini akan menggandeng pihak swasta atau private company untuk ambil bagian.gr Menurutnya keterlibatan pihak swasta akan mendorong perluasan program FOLUR.
"Kemudian keterlibatan aktif swasta ini menjadi kunci dalam mendorong agar dapat diidentifikasi dan diperluas (FOLUR) di berbagai wilayah melalui sistem co-financing," ucapnya dalam Lokakarya Pembelajaran Nasional Proyek FOLUR di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat pada Senin (16/6/2025).
Selanjutnya, imbuh dia, juga akan mulai dibuka gerbang bagi investor untuk berinvestasi di proyek FOLUR sehingga dapat "memobilisasi pembiayaan."
"Keterlibatan sektor swasta menjadi pilar penting untuk memperluas inovasi berkelanjutan," ucapnya.
Lebih lanjut Radian mengatakan menurut evaluasi, kerja sama tersebut membuahkan hasil positif dalam langkah pekerjaan FOLUR dalam mengatasi masalah khususnya pada komoditas, konservasi, dan restorasi.
Kopi-Sawit
National Project Manager Ratna Kusuma Sari pada kesempatan yang sama membeberkan lima wilayah kerja FOLUR bersama dengan komoditas andalannya.
"Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Tengah dengan komoditas kopi," katanya saat memberikan pemaparan kinerja FOLUR dalam Lokakarya Pembelajaran Nasional Proyek FOLUR di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat pada Senin (16/6/2025).
"Kemudian provinsi Sumatra Utara (Sumut) khususnya di Kabupaten Mandailing Natal dengan dua komoditas yaitu kelapa sawit dan kopi. Lokasi yang ketiga adalah provinsi Kalimantan Barat dengan target lokasi di Kabupaten Sanggau dengan komoditas yaitu kelapa sawit," sambungnya.
Selanjutnya, Kabupaten Luwu di Sulawesi Selatan dengan komoditas unggulan coklat dan padi serta Sorong dengan komoditas kelapa sawit.
Sebagai manajer proyek, Ratna khatam betul seluk beluk program FOLUR yang saat ini disebutnya berada di "tengah perjalanan."
"Proyek FOLUR sendiri ada 4 komponen. Yang pertama tadi sudah mungkin disebutkan terkait Enabling Environment for Sustainable Value Chain and Integrated Landscape Management," jelasnya.
Komponen pertama adalah langkah awal proyek dengan melakukan perencanaan landscape management ke depannya.
"Komponen dua, kita akan mencapai promotion of sustainable crop production practices and responsible value chains," lanjut Ratna.
Kemudian komponen ketiga adalah conservation and restoration for natural habitat. Kemudian yang keempat, "apa yang sudah kita dapatkan, kita hasilkan, kita ingin mendapatkan knowledge management product melalui koordinasi, kolaborasi, dan monitoring evaluasi dari proyek untuk menuju sustainability."
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kesal Prabowo Memuncak! Pengusaha Diminta Jangan Korbankan Petani