Ahli Bingung, Kanker Langka Ini Makin Banyak Menyerang Anak Muda

8 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus kanker meningkat di kalangan anak muda. Sejumlah kasus kanker yang banyak menyerang generasi muda yakni kanker usus buntu atau apendiks, yang sebelumnya dianggap sebagai penyakit langka. 

Selama beberapa dekade, kanker ini adalah jenis penyakit yang hampir selalu ditemukan pada orang dewasa yang lebih tua. Namun, data terbaru menunjukkan tren penyakit ini lebih mengkhawatirkan karena semakin banyak anak muda yang terdidiagnosis, dan semakin banyak menyerang orang-orang berusia 30-an, 40-an. Pergeseran tren ini membuat banyak ahli bingung dan mencari jawaban.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker usus buntu telah meningkat secara dramatis di antara orang-orang yang lahir setelah tahun 1970-an. Bahkan, kejadiannya telah meningkat tiga kali lipat atau bahkan empat kali lipat pada generasi yang lebih muda dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun 1940-an.

Meskipun jumlah kasus keseluruhannya masih kecil, peningkatan pesatnya sungguh mencengangkan. Menariknya, sekitar satu dari tiga kasus sekarang terjadi pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun, proporsi yang jauh lebih tinggi daripada yang terlihat pada jenis kanker gastrointestinal lainnya.

Penyebab lonjakan kasus

Tidak seorang pun yang tahu pasti, tetapi salah satu penyebab utama kanker usus buntu adalah perubahan dramatis dalam gaya hidup dan lingkungan selama beberapa dekade terakhir.

Angka obesitas telah melonjak sejak tahun 1970-an, dan kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang diketahui untuk banyak kanker, termasuk kanker sistem pencernaan.

Pola makan juga ikut berpengaruh dimana banyak anak muda beralih ke makanan olahan, minuman manis, dan daging merah atau olahan, yang semuanya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker di bagian lain usus.

Aktivitas fisik juga menurun karena lebih banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam duduk di meja atau di depan layar.

Kemungkinan lain adalah kita terpapar faktor lingkungan baru yang tidak dihadapi generasi sebelumnya. Industrialisasi produksi pangan, meluasnya penggunaan plastik dan bahan kimia, dan perubahan kualitas air mungkin semuanya berperan.

Gejala kanker usus buntu

Adapun yang membuat kanker usus buntu sangat menantang adalah betapa sulit untuk mendeteksinya. Tidak seperti kanker usus besar (kolorektal), yang terkadang dapat ditemukan lebih awal melalui pemeriksaan kolonoskopi, kanker usus buntu biasanya tidak terdeteksi.

Gejala-gejalanya, jika memang muncul, tidak jelas dan mudah diabaikan. Orang mungkin mengalami nyeri perut ringan, kembung, atau perubahan kebiasaan buang air besar, yang merupakan keluhan umum untuk banyak kondisi jinak. Akibatnya, sebagian besar kasus baru ditemukan setelah operasi untuk dugaan radang usus buntu, ketika seringkali sudah terlambat untuk intervensi dini.

Meskipun kasusnya meningkat, tidak ada tes skrining rutin untuk kanker usus buntu. Penyakit ini terlalu langka untuk memerlukan skrining yang luas, dan usus buntu sulit divisualisasikan dengan pencitraan standar atau endoskopi.

Jika seseorang mengalami gejala perut yang terus-menerus atau tidak biasa, terutama jika mereka berusia di bawah 50 tahun, penting untuk tidak mengabaikannya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |