Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia terpantau bergerak stabil pada perdagangan Selasa pagi (16/9/2025). Per pukul 09.50 WIB, harga minyak mentah Brent berada di US$67,60 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) tercatat di US$63,47 per barel, menurut data Refinitiv.
Kondisi ini melanjutkan tren kenaikan tipis pada sesi sebelumnya. Investor kini menimbang potensi gangguan pasokan dari Rusia, setelah Ukraina meningkatkan serangan drone terhadap infrastruktur kilang negara tersebut. Sehari sebelumnya, Brent ditutup menguat 45 sen di US$67,44 dan WTI naik 61 sen ke US$63,30.
"Ketakutan akan potensi gangguan pasokan dari Rusia, produsen utama yang menyumbang lebih dari 10% produksi minyak global, turut menopang harga minyak," tulis analis pasar IG, Tony Sycamore, dalam catatannya, dikutip Reuters.
Selain faktor geopolitik, pasar juga menaruh perhatian pada perkembangan kebijakan global. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan Washington tidak akan segera menambah tarif impor terhadap barang-barang China, meski tetap membuka opsi tersebut bila Eropa menerapkan kebijakan serupa terhadap China dan India terkait pembelian minyak Rusia.
Dari sisi moneter, investor menunggu hasil rapat kebijakan The Federal Reserve pada 16-17 September. Pasar memperkirakan bank sentral AS akan memangkas suku bunga, langkah yang bisa mendorong permintaan energi. Ekspektasi ini menekan dolar AS ke level terendah dalam hampir sepekan, membuat minyak relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Ketidakpastian pasokan juga bertambah dari kawasan Timur Tengah. Militer Israel dilaporkan melancarkan ofensif darat ke Gaza pada Senin (15/9), memicu kekhawatiran baru atas risiko geopolitik.
Sementara itu, perkembangan positif muncul dari meja dagang global. Washington dan Beijing dikabarkan mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk pengalihan kepemilikan aplikasi TikTok ke entitas yang dikendalikan AS. Langkah ini dipandang sebagai terobosan di tengah ketegangan panjang yang sebelumnya sempat menekan sentimen pasar energi.
Dengan kombinasi geopolitik, kebijakan moneter, dan dinamika perdagangan internasional, harga minyak diperkirakan akan tetap bergerak hati-hati dalam jangka pendek.
CNBC Indonesia
(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Harga Minyak Dunia Turun, Jelang OPEC+ dan Sinyal Trump