Jakarta, CNBC Indonesia - Emas merupakan salah satu logam berat yang paling berharga di dunia. Keberadaannya banyak dimanfaatkan mulai dari perhiasan, aset simpanan, hingga penentu nilai mata uang suatu negara.
Emas juga berkontribusi terhadap kebijakan moneter suatu negara, stabilitas mata uang, dan transaksi keuangan internasional. Hal ini pun membuat banyak orang penasaran terkait seberapa banyak emas di bumi yang tersedia saat ini.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, cara termudah adalah dengan memulai dengan jumlah emas yang telah ditambang manusia hingga saat ini.
Foto: Ilustrasi emas China. (AFP)
Mengutip Live Science, Survei Geologi AS (USGS) memperkirakan bahwa sepanjang sejarah, manusia telah mengekstraksi sekitar 206.000 ton (187.000 metrik ton) emas dari bebatuan dan sungai. Sebagian besar emas yang ditambang dan diproduksi saat ini digunakan untuk membuat perhiasan.
Namun, angka tersebut lebih kecil dari estimasi yang diberikan oleh World Gold Council. Lembaga ini mencatat bahwa total emas yang telah ditambang hingga saat ini mencapai 238.391 ton (216.265 metrik ton). Jika seluruh emas itu dikumpulkan, volume totalnya cukup untuk membentuk sebuah kubus dengan panjang sisi sekitar 22 meter di setiap sisinya.
Sekitar 45% dari emas ini telah digunakan untuk membuat perhiasan, 22% disimpan dalam koleksi sebagai emas batangan dan koin, dan 17% disimpan di bank sentral, catat lembaga tersebut.
Foto: Ilustrasi Pertambangan Emas REUTERS/Chris Wattie
Manusia telah menambang sebagian besar emas yang dapat diekstraksi secara ekonomis dari kerak Bumi, tetapi masih ada cadangan yang tersisa.
Dalam laporan Ringkasan Komoditas Mineral USGS terbaru untuk emas, lembaga tersebut menemukan bahwa masih ada sekitar 70.550 ton (64.000 metrik ton) emas yang masih tersimpan dalam endapan yang layak secara ekonomi di seluruh dunia.
Negara-negara dengan cadangan emas terbesar yang belum dimanfaatkan adalah Rusia, Australia, dan Afrika Selatan. Adapun China menjadi negara dengan produksi emas terbesar pada tahun 2024.
Menurut World Gold Council, cadangan emas global berjumlah 60.370 ton (54.770 metrik ton), sementara sumber daya emas diperkirakan berjumlah sekitar 145.626 ton (132.110 metrik ton).
Secara keseluruhan, estimasi USGS dan World Gold Council menunjukkan bahwa terdapat sekitar 277.000 hingga 299.000 ton (251.000 hingga 271.000 metrik ton) emas pada objek manusia dan endapan kerak bumi yang diketahui. Hanya saja, jumlah ini banyak memiliki ketidakpastian margin yang cukup.
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Terlebih lagi, sebagian besar emas di Bumi tidak berada dalam endapan terkonsentrasi atau beredar di atas tanah. Bercak-bercak kecil dan bongkahan emas yang tidak layak diekstraksi terdapat di seluruh kerak bumi, dan partikel-partikel tersebut tersebar luas di air laut dan batuan beku, menurut University of California, Berkeley.
Menurut The Royal Mint, konsentrasi emas di kerak bumi sekitar 4 bagian per miliar, atau 0,004 gram per metrik ton, jadi semua partikel di kerak bumi jika digabungkan kemungkinan beratnya sekitar 441 juta ton (400 juta metrik ton).
Menurut para ahli, angka itu hanya sebagian kecil dari apa yang sebenarnya dimiliki planet ini. Jumlah emas di kerak Bumi sangat kecil dibandingkan dengan jumlah yang tersimpan di inti planet, yang menurut para ahli geologi menyimpan 99% emas dunia dan cukup untuk melapisi planet ini dengan lapisan setebal 1,6 kaki (0,5 m).
Chris Voisey, seorang ahli geologi dan peneliti di Universitas Monash di Australia mengatakan bahwa ketika Bumi terbentuk, sebagian besar emas yang tersedia tenggelam ke inti planet karena kepadatannya.
"Pertimbangkan bahwa 99,5% massa Bumi terbentuk saat benda-benda masih cair dan dapat dibedakan berdasarkan kepadatannya (jadi, emas akan tenggelam ke inti). Sisanya, 0,5%, mendarat di planet ini kemudian selama "Late Heavy Bombardment," periode antara 4,1 miliar dan 3,8 miliar tahun lalu saat Bumi dihantam keras oleh meteorit," kata Voisey.
Sementara itu, 0,5% itu mengandung emas yang ditemukan oleh ahli geologi dan penjelajah sumber daya di bebatuan dan terkonsentrasi sebagai endapan bijih saat ini.
Emas dalam fraksi kecil massa Bumi ini tidak tenggelam ke inti karena planet tersebut telah membentuk kerak padat saat mencapai planet tersebut, kata Voisey.
"Banyak logam mulia Bumi yang membentuk endapan bijih diyakini bersumber dari peristiwa ini, karena tidak terkunci di inti besi-nikel," katanya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Toilet Emas Senilai Rp99 Miliar Dicuri dari Istana, Ini Penampakannya