Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan bahwa sekitar 80 persen anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa peran aktif ayah (fatherless).
Selama ini, stigma ayah dalam keluarga adalah sosok pencari nafkah yang jarang terlibat dalam proses tumbuh kembang anak akibat kesibukannya. Pergi kerja saat anak masih tidur dan pulang saat sudah tidur membuat ayah kehilangan banyak momen dalam proses tumbuh kembang anak.
"Hari ini anak-anak kehilangan (figur) ayah karena 80 persen cenderung sama ibunya. Ayah hanya hadir ketika bayar SPP, bayar uang saku, uang kos, di luar itu tidak ada," kata Wihaji mengutip detikcom (6/5/2025).
Menurut Wihaji, kondisi ini sangat tidak ideal untuk tumbuh kembang anak. Pasalnya, akan ada dampak-dampak negatif yang nantinya dimiliki anak jika mendapatkan kasih sayang kurang lengkap dari orang tua.
"Satu dampaknya tentang karakter, kalau nggak hati-hati bisa menjadi strawberry generation. Kedua berpengaruh pada leadership," kata Wihaji.
Karena itu, Wihaji mendorong para orang tua, khususnya ayah untuk menyempatkan waktu, hadir ke dalam kehidupan sang anak.
"Walaupun setengah jam, satu jam saja. Kalau (ayah) hanya mencari ekonomi saja, sudahlah, selamanya akan (terasa) kurang terus. Tapi masa depan anak itu penting, kan secara otomatis setiap orang tua tidak ingin anak-anaknya mengalami sesuatu (yang buruk)," tutupnya.
Dampak buruk fatherless menurut studi
Ayah yang terlibat dalam pengasuhan berperan penting dalam perkembangan emosional dan psikologis anak. Menurut penelitian, anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran dan peran ayah berisiko lebih tinggi mengalami rendah diri, prestasi akademis yang buruk, dan kesulitan menjalin hubungan yang sehat.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan figur ayah yang tidak peduli, tidak tertarik, atau tidak terlibat dalam pengasuhan lebih berisiko mengalami masalah perilaku dan lebih mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang aman dengan orang lain dalam hidup mereka.
Sebaliknya, sebuah studi di Inggris menemukan bahwa anak yang juga diasuh oleh ayahnya ternyata tumbuh lebih cerdas. Ini artinya, keterlibatan pengasuhan kedua orang tua, bukan hanya ibu, memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan otak anak.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tiket Menuju Met Gala 2025 Capai Miliaran Rupiah
Next Article Dear Ayah-Bunda, Jangan Katakan 10 Kalimat ini Kalau Mau Anak Sukses