Jakarta, CNBC Indonesia - Filipina kembali berada di bawah bayang-bayang bencana alam besar. Setelah Topan Kalmaegi yang mematikan baru saja berlalu dengan meninggalkan lebih dari 200 korban jiwa, kini Filipina bersiap menghadapi ancaman yang lebih besar yakni Topan Fung-wong
Pemerintah Filipina telah menyatakan siaga penuh dan segera menghentikan operasi penyelamatan korban Kalmaegi untuk memulai evakuasi massal pada Sabtu (8/11/2025). Hal ini untuk mempersiapkan warga menuju Topan Fung-wong.
Lembaga meteorologi setempat memperingatkan bahwa Fung-wong diperkirakan akan menguat secara signifikan. Fung-wong diperkirakan akan menerjang pada awal pekan ini.
"Radiusnya sangat luas sehingga hampir dapat mencakup seluruh Filipina," kata seorang ahli meteorologi pemerintah, menekankan skala bahaya yang akan dihadapi negara tersebut.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., telah mengumumkan keadaan darurat nasional sebagai persiapan menghadapi Fung-wong. Marcos mengatakan volume curah hujan yang sangat tinggi sebelumnya telah melumpuhkan sistem pertahanan banjir, memaksa penduduk untuk menyelamatkan diri ke atap-atap rumah.
Para pejabat mendesak penduduk di daerah pesisir dan dataran rendah untuk segera mencari tempat aman, khawatir akan terjadinya lebih banyak banjir dan tanah longsor setelah kehancuran yang ditimbulkan oleh Kalmaegi. Tempat penampungan darurat telah disiapkan di seluruh negeri.
Topan Fung-wong diramalkan tiba setelah Topan Kalmaegi dilaporkan telah merenggut sedikitnya 204 nyawa di Filipina dan lima orang di Vietnam. Badai tersebut juga meratakan rumah-rumah, menumbangkan pepohonan, dan memutus aliran listrik bagi jutaan rumah tangga di Asia Tenggara.
Menurut Kantor Pertahanan Sipil Filipina, Kalmaegi telah menyebabkan lebih dari setengah juta orang mengungsi, dengan hampir 450.000 orang mencari perlindungan di pusat-pusat evakuasi atau rumah kerabat. Tim penyelamat masih terus mencari lebih dari 100 orang yang dilaporkan hilang.
Filipina dan tetangga seberang lautnya, Vietnam, dikenal sebagai negara yang sangat rentan terhadap topan. Para ilmuwan berulang kali memperingatkan bahwa krisis iklim menyebabkan badai menjadi lebih kuat dan lebih sering terjadi.
Kristen Corbosiero, seorang profesor ilmu atmosfer di University at Albany, menyebut Kalmaegi sudah merupakan topan terkuat keempat pada musim ini.
"Perairan hangat yang menjadi bahan bakar badai ini tersedia hampir sepanjang tahun," ujarnya, seraya memperingatkan bahwa kenaikan suhu laut memperhebat daya rusak badai tersebut.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wilayah Dekat RI Digulung Topan Super, Pemerintah Perintahkan Evakuasi

2 hours ago
1
















































