TVRI Sekali Menggebrak, Siarkan Piala Dunia 2026

1 day ago 5

FOTO : Ilustrasi [ Ai ]

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalbar ]

ENTE pasti pernah memaki TVRI. Saat Timnas tampil di Piala Dunia U17 Qatar 2025, tak ada satu pun televisi mau menyiarkannya. Termasuklah televisi plat merah itu.

Saya ikut memaki, maaf ya.

Rupanya, TVRI ingin membayar dosanya. Diam-diam dapat hak siar Piala Dunia 2026. Kita yang nonton, gratis. Tak ada ceritanya nonton tv nguyen, beli voucher. Gratis..tis..tis. Ntah mimpi apa TVRI kali ini. Simak narasinya sambil seruput Koptagul, wak!

Seperti kisah legenda yang sering dianggap hoaks, TVRI ternyata tidak tuli. Ia menyimpan dendam, bukan dendam personal, tapi dendam institusional yang diseduh perlahan. Lalu, tanpa aba-aba, tanpa teaser clickbait, TVRI turun gunung membawa kabar yang bikin paket TV berbayar tersedak, hak siar Piala Dunia 2026 resmi di tangan TVRI.

Bukan satu dua laga formalitas. Tapi seluruh 104 pertandingan. Dari kick-off pertama sampai peluit terakhir yang mematahkan mimpi satu bangsa.

Ini bukan sekadar kejutan. Ini mukjizat level nasional. Keajaiban yang bahkan dukun primer pun menolak meramalnya. Channel yang sering kita temukan secara tak sengaja saat remote terpeleset, kini menjelma monster penyiaran global.

TVRI, yang selama ini dianggap hidup di dimensi berbeda, mendadak menguasai pesta bola paling mahal di muka bumi.

Pengumuman ini diumumkan secara sah, terang, dan bertanggung jawab oleh Iman Brotoseno, Direktur Utama LPP TVRI, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 29 Desember 2025. Hari itu Jakarta mendung. Bukan karena cuaca, tapi karena masa depan bisnis paywall olahraga nasional tiba-tiba tampak suram. Para bos televisi swasta mungkin refleks cek tensi, karena mimpi indah mengunci Piala Dunia di balik paket premium resmi digilas TVRI pakai sandal jepit bertuliskan “negara”.

Prosesnya bukan sulap. Bukan bisik-bisik. Ini pertarungan serius. TVRI didorong penuh oleh Komisi VII DPR RI di bawah komando Saleh Partaonan Daulay. Anggaran disahkan, pemancar diperkuat, studio dipoles, teknologi digenjot.

Sinyal diperintahkan menjangkau wilayah 3T, tempat sinyal biasanya datang dengan ragu, kadang pamit tanpa salam. Arahnya jelas, Piala Dunia bukan milik elit apartemen, tapi hak warga kampung, nelayan, buruh, dan penjaga warung kopi.

Bagian paling bikin iman nasional naik level, gratis. Gratis sungguhan. Bukan gratis versi “isi data dulu”, bukan gratis tapi diminta nomor kartu kredit “buat verifikasi”. Gratis total. Cukup antena UHF yang selama ini cuma dipakai nangkap acara siang.

Disiarkan lewat TVRI Nasional dan TVRI Sport, lengkap dengan siaran langsung, tunda, dan ulang. Turnamen berlangsung 11 Juni–19 Juli 2026, 39 hari begadang nasional. Dari kopi pertama sampai kopi kelima. Dari takbir subuh sampai suara emak nyuruh matiin TV.

Dulu kita hidup dalam penindasan siaran. Mau final harus langganan, mau semifinal harus upgrade, mau gol harus nunggu potongan 15 detik di TikTok. Kini TVRI datang sebagai Robin Hood penyiaran, merampok eksklusivitas dan membaginya ke rakyat. Kampung hidup, warung kopi panen, UMKM gorengan naik kasta jadi menu wajib nobar.

TVRI yang dulu “ada tapi tak dianggap”, kini berdiri sebagai panglima. Terakhir kali ia memegang Piala Dunia itu 1998. Dua puluh delapan tahun kemudian, ia kembali, bukan sebagai nostalgia, tapi sebagai ancaman sistemik.

Tahun depan, Piala Dunia benar-benar pulang ke rumah rakyat. Tanpa syarat. Tanpa kartu kredit. Tanpa dosa langganan. TVRI bukan lagi hantu channel. Ia kini momok kapitalisme penyiaran. Mantap jiwa. Negara hadir. Bola merdeka.

#camanewak
#jurnalismeyangmenyapa
#JYM

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |