Tulang Punggung RI Lawan Risiko Ekstrem, Pagu BMKG 2026 Turun Segini

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pagu indikatif BMKG pada 2026 menurun dibandingkan dengan pagu 2025 setelah relaksasi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (7/7/2025).

"Dasar surat bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN.Kepala Bappenas Nomor: S-356/MK.02/2025 dan B-383/D/9/ PP.04.03/2025 tanggal 15 Mei 2025 tentang pagu Belanja Kementerian Lembaga dan Dana Alokasi Khusus TA.2026," ungkapnya.

Adapun nilai pagu BMKG tahun anggaran 2026 adalah sebesar Rp1,89 triliun, lebih rendah dibandingkan pagu 2025 setelah relaksasi sebesar Rp2,28 triliun.
Adapun rincian pagu indikatif 2026 adalah sebagai dukungan manajemen senilai Rp1,05 triliun dan untuk meteorologi, klimatologi, dan geofisika sebesar Rp848,68 miliar. 

Sementara untuk mendukung pagu tersebut terdapat empat sumber pendanaan, yakni dari rupiah murni, Penerimaan Negara Bukan Pajak, pinjaman luar negeri, dan Surat Berharga Syariah Negara.

Rinciannya adalah:

1. Rupiah Murni senilai Rp1,192 triliun
2. PNBP senilai Rp104,49 miliar
3. Pinjaman luar negeri senilai Rp475,07 miliar, dan
4. SBSN senilai Rp122 miliar.

Lebih lanjut, penggunaan pagu tersebut adalah sebesar Rp857,29 miliar untuk belanja pegawai atau sebesar 45,2% dari total. Kemudian belanja barang sebesar Rp435,27 miliar atau 22,98% dari total, dan belanja modal senilai Rp601,72 miliar atau 31,76% dari total pagu.

Meskipun pagu turun, BMKG harus menjadi tulang punggung reduksi risiko ekstrem di Indonesia dan memiliki visi transformasi digital dengan AI.

Dwikorita menjelaskan terdapat 6 peran strategis BMKG berdasarkan direktif Presiden dalam RKP 2026, yakni:

1. Pilar perlindungan sosial sebagai menyediakan sistem peringatan dini untuk melindungi kelompok miskin dari kehilangan aset dan risiko kemiskinan baru.
2. Penguat ekonomi rakyat, yakni prakiraan iklim dan cuaca mendukung pertanian dan perikanan
3. Literasi adaptasi iklim dan gempa bumi kepada sekolah dan meningkatkan literasi masyarakat.
4. Enabler ekonomi hijau-biru, yakni BMKG mendukung menciptakan ekonomi yang ramah lingkungan dan tahan perubahan iklim
5. Lini depan reduksi risiko ekstrem, BMKG sebagai institusi kunci dalam sistem perlindungan sosial adaptif, melalui penguatan resiliensi ancaman bencana dan adaptasi iklim.
6. Transformasi digital adaptif yakni modernisasi prediksi berbasis AI dan big data, memperkuat perlindungan, dan respon cepat negara terhadap risiko bencana dan krisis sosial.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Hujan Ekstrem-Banjir di Mana-mana, BMKG Beri Peringatan Keras ke Pemda

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |