Terungkap! Orang Vietnam dan India Tergila-gila Kacang Mete RI

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Kaya rasa, renyah di mulut, dan bernilai ekonomi tinggi. Itulah citra kacang mete, komoditas perkebunan tropis Indonesia yang selama ini diam-diam menjadi andalan ekspor, meski kerap terlupakan dari sorotan publik.

Setelah mengalami pasang-surut selama lima tahun terakhir, tahun 2024 menjadi titik balik. Ekspor mete Indonesia akhirnya melonjak lagi, dan Vietnam serta India kembali memegang peranan kunci dalam menyerap produksi nasional.

Dilansir dari Kementerian Pertanian, kacang mete (Anacardium occidentale), atau yang dikenal sebagai jambu monyet di beberapa daerah, adalah tanaman perkebunan strategis yang sangat cocok untuk dikembangkan di lahan marginal yang sering dianggap kurang produktif. Selain itu, kacang mete memiliki nilai tambah yang tinggi melalui diversifikasi produk seperti kacang olahan, sirup, hingga minyak CNSL (Cashew Nut Shell Liquid) yang digunakan dalam berbagai industri.

Dalam sistem klasifikasi perdagangan internasional, kacang mete tercatat dalam HS 08013100. Meski bukan barang konsumsi massal seperti beras atau kopi, nilai ekspor mete kerap menyumbang ratusan juta dolar bagi devisa negara.

Kacang mete. (Dok. Pixabay)Foto: Kacang mete. (Dok. Pixabay)
Kacang mete. (Dok. Pixabay)

Selama periode 2019- 2021, ekspor mete RI mengalami tren penurunan. Dari nilai US$121 juta di 2019, turun menjadi hanya US$70 juta di 2021. Volume ekspor pun ikut melorot, menandakan tekanan baik dari sisi produksi maupun permintaan.

Namun situasi berubah total pada 2022. Tanpa disangka, ekspor melonjak ke US$253 juta, hampir 4 kali lipat dari tahun sebelumnya. Uniknya, lonjakan nilai ini tidak diikuti lonjakan volume, justru hanya 30 juta kg, terendah dalam lima tahun. Artinya, harga mete RI naik drastis, dan pasar utama bersedia membayar lebih mahal.

Namun euforia itu tak bertahan lama. Tahun 2023, nilai ekspor anjlok ke US$37,7 juta, dan meski volumenya sempat naik ke 32,6 juta kg, secara nilai ekspor kita kembali ke titik nadir.

Tahun 2024 membawa secercah harapan. Nilai ekspor mete Indonesia pulih menjadi US$101,5 juta, dengan volume tembus 62,8 juta kg, tertinggi dalam enam tahun terakhir. Ini menunjukkan pasar mulai kembali stabil, namun harga per kilogram belum setinggi masa keemasan 2022.

Dua negara tetap jadi kunci, Vietnam dan India. Bersama-sama, keduanya menyerap lebih dari 99% ekspor mete Indonesia.

Vietnam secara konsisten menjadi pembeli utama. Bahkan di tahun 2022, ekspor ke Vietnam melonjak hingga US$251 juta, atau setara 99% dari total ekspor mete RI tahun itu. Artinya, Indonesia memang lebih banyak memainkan peran sebagai penyuplai bahan baku bagi pabrik pengolahan mete di Vietnam dan India, yang kemudian menjualnya ulang dalam bentuk kemasan ke pasar global.

Potensi nilai tambah dari mete sebetulnya besar. Industri pengolahan di India dan Vietnam mampu menjual mete olahan dengan harga jauh lebih tinggi, dalam bentuk snack premium, campuran cokelat, bahkan butter. Namun sayangnya, Indonesia justru masih berkutat mengekspor mete dalam bentuk mentah.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |