Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil listrik tipe battery electric vehicle (BEV) terus meningkat dari tahun ke tahun. Meski kendaraan bensin masih mendominasi, namun pangsa pasar BEV di Indonesia dilaporkan naik dari 1,7% di 2023 menjadi 5% di tahun 2024.
Berdasarkan riset Populix berjudul Electric Vehicles in Indonesia: Consumer Insights and Market Dynamics ada banyak faktor yang memengaruhi masyarakat membeli kendaraan listrik, paling besar ialah bebas polusi udara sebanyak 67%.
Kemudian 60% karena bebas polusi suara atau suara mesin yang senyap, 54 persen karena dampaknya pada lingkungan yang positif.
"Orang-orang Indonesia sekarang mulai melek terkait lingkungan kalau kita lihat," kata Associate Head of Research for Automotive Populix Susan Adi Putra dalam diskusi Populix x Forwot dikutip Kamis (3/7/2015).
Lalu mudahnya perawatan dibandingkan mobil bensin sebesar 45% serta disusul biaya perawatan dan pemeliharaan yang lebih rendah sebesar 45% dan biaya operasional yang rendah 41%.
Faktor pajak tahunan yang lebih rendah juga berpengaruh (34%), kemudian regulasi pemerintah juga menjadi pertimbangan yakni subsidi yang nilainya mencapai puluhan juta (34%), dan peraturan pemerintah yang mendukung kepemilikan EV (32%).
"Insentif dari pemerintah ini juga mendukung mereka untuk beli akhirnya, ini sangat memengaruhi mereka, ini memegang peranan penting juga selain dari aspek lingkungan," ujar Susan.
Faktor lain yang memengaruhi yakni pengisian daya baterai yang cepat (28%), model berbeda yang unik dan disukai (28%), serta fitur keselamatan (28%).
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
BYD Buka-bukaan Makin Getol Mau "Jajah" Pasar Mobil Listrik RI