Tak Lagi Penonton: Korea Selatan Masuk Arena Jet Tempur Masa Depan

3 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia- Langit mulai makin padat oleh siluman dan algoritma, Korea Selatan akhirnya memutuskan untuk tidak sekadar jadi penonton.

Negeri Ginseng resmi menyatakan niatnya untuk ikut dalam perlombaan produksi jet tempur generasi keenam sebuah arena yang selama ini dikuasai oleh raksasa seperti Amerika Serikat (AS), China, dan aliansi Eropa.

Melansir dari South China Morning Post (SCMP), langkah ini diumumkan langsung oleh Shin Dong-hak, Wakil Presiden Korea Aerospace Industries (KAI), di panggung paling prestisius dalam dunia dirgantara, Paris Air Show.

Dia menegaskan bahwa teknologi yang saat ini mereka kembangkan termasuk jet tempur KF-21 Boramae dan berbagai pesawat nirawak akan menjadi fondasi transisi menuju generasi keenam.

Artinya, Korea Selatan tengah membangun bukan hanya sebuah pesawat, tetapi sistem tempur terintegrasi masa depan di mana pilot dan drone bersinergi, kecerdasan buatan mengatur taktik, dan superioritas udara tak lagi bergantung pada kecepatan semata, melainkan kecerdasan kolektif mesin dan manusia.

Teknologi crewed-uncrewed teaming menjadi kunci. Dalam skenario ini, drone akan beroperasi berdampingan dengan jet tempur berawak, memperluas jangkauan, mendeteksi musuh lebih awal, dan bahkan menjadi perisai hidup bagi pesawat induk. Sebuah simbiosis mekanis yang bisa mengubah seluruh paradigma peperangan udara modern.

Sementara China sudah menunjukkan rekaman uji coba prototipe J-36, dan Amerika Serikat menggandeng Boeing dalam pengembangan F-47 dari program NGAD, KAI tampil dengan kepercayaan diri baru. Di stan mereka, publik bisa melihat langsung pameran KF-21, FA-50, serta prototipe drone tempur generasi baru-tanda bahwa Korea Selatan tidak datang dengan tangan kosong.

Meskipun KF-21 masih masuk kategori jet generasi 4.5, kehadiran UAV dan fokus pada sistem komando berbasis AI menunjukkan bahwa Korea Selatan tidak sekadar mengejar bentuk, tapi fondasi strategi tempur berbasis kecerdasan buatan dan integrasi penuh antar platform udara.

Masuknya Korea Selatan ke arena ini bukan hanya soal alutsista. Ini adalah sinyal bahwa Asia Timur tengah membentuk kutub kekuatan baru di langit global. Dari Tokyo yang bergabung dalam proyek GCAP bersama Inggris dan Italia, hingga Beijing dengan ambisi J-36, kini Seoul menambahkan nada baru dalam simfoni rivalitas udara yang makin kompleks.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |