Sudah Final, Rencana Usaha Penyediaan Listrik Baru RI Segera Terbit!

6 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 sudah selesai dan akan segera diterbitkan pada April 2025.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa proses penyusunan RUPTL sendiri saat ini masih menunggu tahapan administrasi internal. Namun yang pasti, menurutnya RUPTL dijadwalkan akan terbit pada April sesuai arahan dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

"Sekarang lagi administrasi di internal saja, semua prosesnya sudah selesai. Bulan April terbit, Pak Menteri kan bilangnya seperti itu ya," kata Dadan, saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (25/4/2025).

Di sisi lain, Dadan mengatakan bahwa meskipun RUPTL mengacu pada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), namun terdapat perbedaan dari sisi detail teknis. Apalagi RUPTL juga tidak hanya mencakup rencana dari PT PLN (Persero), melainkan juga dari badan usaha lain di sektor ketenagalistrikan.

"Kalau RUKN itu kan tidak menyusun angka, tidak nyusun lokasi, tidak nyusun bagian awal. Pasti harus sesuai karena RUKN kan di atasnya. Ngikutin di sana secara prinsip, tapi detailnya kan di dalam RUPTL ya Pak. Karena RUPTL tidak hanya PLN ya, kita banyak RUPTL-nya yang lain," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut mayoritas dari proyek ketenagalistrikan baru hingga 2034 mendatang berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT).

Hal ini akan tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Dia menyebut, sebesar 60% dari tambahan pembangkit listrik baru yang akan dibangun selama 10 tahun ke depan berasal dari EBT.

"RUPTL di tahun 2025-2034 60% itu akan dorong membangun energi baru terbarukan," ungkapnya dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Di lain kesempatan, Bahlil juga mengatakan, pemerintah berencana untuk menambah kapasitas listrik nasional hingga 70-an Giga Watt (GW) yang mana sebanyak 60%-nya akan berasal dari sumber EBT.

"Pengesahannya (RUPTL 2025-2034) akan saya lakukan bulan-bulan ini," jawab Bahlil saat ditanya kapan RUPTL terbaru tersebut akan diterbitkan, ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Apabila mengacu pada draft RUPTL ini, kebutuhan investasi untuk mendanai proyek EBT ditaksir Rp 1.100 triliun. Dengan rincian, investasi interkoneksi jaringan listrik sebesar Rp 400 triliun dan pembangkit sekitar Rp 600-700 triliun.

"Kalau untuk jaringannya sendiri, itu butuh kurang lebih sekitar Rp 400 triliun lebih ya. Kalau untuk power plant-nya, itu sekitar Rp 600-700 triliun," ujar Bahlil ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (15/1/2025).

Bahlil menilai, untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, maka dibutuhkan peningkatan kapasitas pembangkit listrik yang cukup besar.

"Jadi, ada target maksimal, ada target menengah, ada target paling rendah. Artinya pengadaan power plant itu tergantung dari kebutuhan dan pertumbuhan ekonomi. Jadi kita sesuaikan, dan kita sudah menyiapkan sampai dengan target 8%," ujarnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus PLN Hadapi Potensi Beban Turun 30% Saat Lebaran

Next Article Wow! Sampai 2034 RI Bakal Bangun 71 GW Listrik Hijau

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |