Strategi Jitu Petani Sleman Selamatkan RI dari Krisis Pangan

3 weeks ago 12

Yogyakarta, CNBC Indonesia - Masalah ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis yang menjadi prioritas dalam pembangunan nasional. Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, gangguan rantai pasok, dan dinamika geopolitik, swasembada pangan menjadi pilar penting untuk memastikan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Perihal swasembada pangan pun telah masuk ke dalam program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Dalam rangka menyukseskan program swasembada ini, gabungan kelompok tani atau Gapoktan Sidomulyo, di Sleman, Yogyakarta menciptakan sistem koperasi beras untuk ketahanan pangan desa sekitar sejak 2010. Bagi petani yang tergabung dalam Gapoktan Sidomulyo dan memiliki garapan lahan minimal 500 meter persegi diharuskan untuk menabung 5 kilogram gabah setiap panen.

Gabungan kolompok tani (Gudang) Sidomulyo di Godean, Seleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2025). (CNBC. Indonesia/Zahwa Madjid)Foto: Gabungan kolompok tani (Gudang) Sidomulyo di Godean, Seleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2025). (CNBC. Indonesia/Zahwa Madjid)
Gabungan kolompok tani (Gudang) Sidomulyo di Godean, Seleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2025). (CNBC. Indonesia/Zahwa Madjid)

Kepala LPDM, Manajer Pemasaran Gapoktan, R. Bangun menjelaskan bahwa sistem ini memungkinkan para petani untuk menyimpan gabah mereka sebagai cadangan pangan yang bisa dipinjam hingga 100 kilogram per orang saat membutuhkan. Seperti ketika menghadapi musim paceklik atau ada keperluan mendesak seperti hajatan.

Sistem ini dirancang untuk membantu masyarakat tanpa menggunakan sistem perbankan atau keuangan konvensional.

"Setelah 3 atau 4 bulan mereka panen lagi, nanti yang 100 kilo mengembalikannya 105 kilo. 105 kilo itu kontribusinya. Kita enggak bilang bunga, tapi kontribusi. 5 kilo, sehingga karena kita tidak pernah diuangkan, hanya natura semua, pokoknya gabah kembali gabah, beras kembali ke beras, sehingga terjadi penambahan," ujar R. Bangun saat ditemui di Gapoktan Sidomulyo, Yogyakarta, Kamis (20/2/2025).

Ia pun menjelaskan bahwa saat ini Gapoktan Sidomulyo telah menyimpan cadangan pangan mencapai 9,75 ton beras. Cadangan ini terbukti sangat bermanfaat dalam berbagai kondisi darurat.

Sebagai contoh, saat terjadi erupsi Gunung Merapi, pemerintah desa mengeluarkan surat permintaan bantuan, dan Gapoktan Sidomulyo menyalurkan 2 ton beras untuk para pengungsi. Begitu juga pada masa pandemi Covid-19, di mana 3 ton beras dialokasikan untuk masyarakat yang terdampak.

"Kemudian kalau ada hajatan pemerintah desa itu, misalnya itu dapur umum, nanti bisa dikeluarkan lagi. Jadi sistemnya koperasi tapi tidak pakai uang, semuanya beras," ujarnya.

Saat ini, sistem cadangan pangan di Desa Sidomulyo mencakup total lahan pertanian seluas 150 hektare. Adapun terdapat sekitar 180 keluarga petani dari 604 petani yang tergabung dalam Gapoktan yang sudah berkontribusi dalam sistem penyimpanan cadangan pangan. Tak hanya itu, melalui program tersembut Gapoktan Sidomulyo telah memperkerjakan 30 warga desa yang sudah lanjut usia.

"Melihat loh ini kok yang sudah umur 65 tahun, 67 tahun kok masih dipakai kerja. Karena tujuan pemerintah desa untuk membuat Gapoktan ini adalah bisa pemberdayaan," ujarnya.

Bank Indonesia menyampaikan dukungan penuh untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus membantu mengurangi tekanan inflasi pangan. Bantuan berupa berbagai sarana pertanian.

Komitmen Presiden soal swasembada pangan disampaikan pada pidato pertamanya usai Pengucapan Sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada 20 Oktober 2024.

"Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar," tegasnya.

Presiden Prabowo menyampaikan bahwa dalam situasi krisis global, negara-negara lain akan mengutamakan kepentingan domestiknya. Untuk itu, Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.

"Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia," kata Presiden Prabowo.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

APBN Dipangkas, Pembangunan Infrastruktur Swasembada Pangan Lanjut?

Next Article Ambisi Prabowo: RI Jadi Lumbung Pangan Dunia 5 Tahun Lagi

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |