Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/3/2025).
IHSG ditutup turun 3,84% ke level 6.223,39. Bila dibandingkan dengan sesi I, koreksi IHSG sedikit terpangkas.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan sementara atau trading halt saat IHSG ambruk lebih dari 5% jelang sesi I berakhir. Kemudian setelah perdagangan dilanjutkan IHSG melanjutkan koreksi atau turun hingga 7% ke level 6.084.
Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, sebanyak 126 saham naik, 584 saham turun, dan 247 saham tidak bergerak. Nilai transaksi hari ini terbilang tinggi atau Rp 18,89 triliun yang melibatkan 28,07 miliar dalam 1,53 juta transaksi.
Seluruh sektor berada di zona merah pada perdagangan har ini. Terparah, yakni bahan baku yang anjlok 10,4%. Lalu diikuti oleh utilitas turun 10,02% dan properti -6,16%.
IHSG pada perdagangan hari ini merosot seiring dengan anjloknya saham DCI Indonesia (DCII). DCII turun hingga menyentuh auto reject bawah (ARB) dan menyumbang 38,22 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Lalu saham Prajogo Pangestu juga menjadi kontributor utama penurunan IHSG. Saham TPIA turun 18,42% dan berkontribusi 27,98 indeks poin terhadap IHSG. Begitu pula dengan BREN yang turun 11,79% dan berkontribusi 26,01 indeks poin.
Sementara itu, IHSG perlahan pulih setelah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco datang ke BEI di tengah-tengah anjloknya IHSG. Turut hadir, Ketua Komisi XI DPR Misbakhun, Wakil Ketua Komisi XI Mohamad Hekal, Wihadi Wiyanto, Putri Komarudin dan Fauzi Amro.
Misbakhun menyampaikan pihaknya datang ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membuat respons positif setelah IHSG turun drastis hingga 7%. Ini adalah penurunan terdalam sejak pandemi Covid-19 pada 2020.
"Kita ingin bikin respon positif ke bursa efek, tidak ada kepanikan apa pun," kata Misbakhun kepada wartawan di BEI, Selasa (18/3/2025).
"Ini dalam rangka meyakinkan pasar bahwa mereka di backup penuh negara dan pemerintah. Kita hadir memberi support," tambahnya.
Sementara itu, sejumlah analis membeberkan koreksi dalam IHSG ini terjadi karena derasnya aksi jual yang mencerminkan panic selling dari para investor. Sementara analis lainnya menyebut penyebab pasar saham lesu hingga siang ini adalah isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Meski demikian, analis sepakan penurunan dalam IHSG hari ini masih terikat dan ikut terseret dari penurunan peringkat pasar saham RI oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs beberapa waktu yang lalu. Penurunan peringkat ini mencerminkan kekhawatiran investor global terhadap prospek ekonomi dan valuasi pasar saham Indonesia.
Awal pekan lalu, bank Investasi dan pengelola aset global Goldman Sachs menurunkan peringkat dan rekomendasi atas aset keuangan di Indonesia. Penurunan ini terjadi karena perusahaan yang bermarkas di New York tersebut memperkirakan adanya peningkatan risiko fiskal atas sejumlah kebijakan dan inisiatif yang dipilih oleh Presiden Prabowo Subianto.
Goldman menurunkan peringkat saham RI dari overweight menjadi market weight. Lebih lanjut, Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang yang diterbitkan BUMN tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral. Sebelumnya, surat utang BUMN menjadi salh satu aset yang paling ramai diburu oleh manajer investasi global.
Penurunan peringkat ini memperparah aksi jual asing di bursa saham domestik. Tercatat asing membukukan aksi jual bersih Rp 849 miliar kemarin, Rp 3,12 triliun dalam sepekan, Rp13,7 triliun dalam sebulan, Rp 24 triliun sejak awal tahun, Rp 26,8 triliun dalam tiga bulan dan Rp 57,8 triliun dalam enam bulan terakhir.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: