Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sentimen dari AS khususnya soal tarif dagang dan penantian data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS nanti malam.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,24% di angka Rp16.440/US$ pada hari ini, Rabu (12/3/2025). Pelemahan ini senada dengan penutupan Perdagangan kemarin (11/3/2025) yang juga terkoreksi 0,4%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:57 WIB naik 0,33% di angka 103,64. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 103,29.
Pelemahan yang terjadi pada rupiah hari ini tampaknya dipengaruhi oleh sentimen eksternal khususnya dari AS.
Presiden AS, Donald Trump pada Selasa (11/3/2025), meningkatkan perang dagang yang sedang berkembang dengan Kanada, berjanji untuk menggandakan tarif yang akan berlaku dalam beberapa jam pada semua produk baja dan aluminium impor dari tetangga utara Amerika menjadi 50%, meskipun ia kemudian mengatakan ia kemungkinan akan menurunkannya setelah pejabat Kanada setuju untuk berunding.
Serangan terbaru Trump, yang membuat pasar keuangan terguncang dan memicu kembali ketakutan akan inflasi, menyusul pengumuman Perdana Menteri Ontario Doug Ford bahwa ia akan mengenakan biaya tambahan sebesar 25% pada listrik yang dipasok oleh provinsi terpadat di Kanada itu ke lebih dari satu juta rumah di AS kecuali Trump mencabut semua ancaman tarifnya terhadap ekspor Kanada ke AS.
Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data IHK AS pada malam hari ini yang diperkirakan akan melandai dari 3% menjadi 2,9% year on year/yoy untuk periode Februari 2025.
Apabila IHK AS masih jauh dari target bank sentral AS (The Fed) di 2%, maka DXY berpotensi masih akan berada di level yang cukup tinggi dan dapat berdampak pada mata uang Garuda yang cenderung tertekan.
Kendati rupiah cenderung terkoreksi belakangan ini, namun Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray mengatakan bahwa seharusnya pasar akan kembali normal dan kembali mengikuti DXY dan UST 10 tahun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Gagal Menguat di Tengah Pelemahan Indeks Dolar AS
Next Article Siap Siap Keputusan BI Hari Ini, Akankah Jadi Juru Selamat Rupiah?