Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto rencananya akan meresmikan beroperasinya kilang minyak "raksasa" terbaru di RI dalam waktu dekat ini.
Kilang minyak "raksasa" yang dimaksud yaitu Kilang Balikpapan. Dengan beroperasinya RDMP Balikpapan, maka kapasitas pengolahan minyak Kilang Balikpapan ini bertambah sebesar 100.000 barel per hari (bph) menjadi 360.000 bph dari sebelumnya 260.000 bph. Ini menyalip Kilang Cilacap sebagai kilang minyak terbesar RI yang memiliki kapasitas sebesar 348.000 bph.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan bahwa proyek kilang minyak atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur, tersebut sejatinya direncanakan bisa diresmikan hari ini, Senin (10/11/2025).
Namun, lantaran peresmiannya direncanakan akan dilakukan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, maka memerlukan persiapan lebih baik, sehingga seremonial peresmiannya diundur.
"Harusnya hari ini tapi diundur. Jadi nah ini kita belum tahu. Masih belum tahu. Rencananya (diresmikan Prabowo), makanya perlu persiapan," kata Laode ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Secara terpisah, hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri. Simon menyebut, pihaknya masih menunggu kesesuaian jadwal, khususnya dengan Presiden Prabowo Subianto.
"Belum, hari ini belum jadi. Jadi, kita masih menunggu kesesuaian jadwal. Yang pasti, di lapangan sudah terus, prosesnya sudah sambil berjalan, jadi tinggal masalah ini aja, masalah waktu bersama dengan kementerian dan tentunya kami berharap bisa juga mendapat dukungan dari Pak Presiden," ungkap Simon saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/11/2025).
"Ini kan sekarang sambil persiapan-persiapan, tapi sudah ada juga uji coba yang kita lakukan, tinggal harusnya sambil menunggu ini lah, menunggu peresmiannya," ujarnya.
Seperti diketahui, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak usaha PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), resmi melakukan operasional awal sebagai bagian dari rangkaian tahapan start up unit utama pengolahan atau Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex hasil Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, pada hari ini, Senin (10/11/2025).
Proyek RDMP Balikpapan sendiri merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dijalankan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).
Dengan nilai investasi mencapai US$ 7,4 miliar atau setara dengan sekitar Rp 120 triliun, proyek ini menjadi modernisasi kilang terbesar di Indonesia dan salah satu proyek energi paling strategis di Asia Tenggara.
Proyek strategis dalam rangka revitalisasi kilang domestik ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah, khususnya dalam memperkuat hilirisasi energi dan kemandirian industri migas nasional, meningkatkan nilai tambah sumber daya dalam negeri, serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan energi nasional.
Proyek RDMP Balikpapan telah menyelesaikan beberapa tahapan proyek penting yakni keberhasilan uji coba kapasitas Unit Penyulingan, sehingga menambah kapasitas pengolah minyak mentah dari 260.000 menjadi 360.000 barel per hari, commissioning sarana tambat Single Point Mooring (SPM) 320.000 DWT untuk penyandaran kapal jenis Very Large Crude Carrier (VLCC), penyelesaian pembangunan dua unit Tangki Penyimpanan Minyak Mentah Baru dengan masing-masing berkapasitas 1 juta barel di Lawe-Lawe, serta keberhasilan pengoperasian unit Pemurnian LPG dengan kapasitas produksi saat ini 43 ribu ton per tahun.
"Hari ini akan dilakukan pengoperasian awal Unit RFCC Complex. Untuk memohon kelancaran proses tersebut, kami melaksanakan kegiatan doa bersama agar tahapan-tahapan yang akan dilalui bisa berjalan aman dan lancar," kata Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani, Senin (10/11/2025).
"Proyek RDMP juga nantinya akan menghasilkan tambahan kapasitas produksi mencapai 336 ribu ton LPG per tahun, menjadikan kilang Balikpapan sebagai penggerak utama program transisi energi bersih di Indonesia," ujarnya.
Adapun, terlaksananya proyek RDMP tidak lepas dari dukungan pemerintah, melalui penetapannya sebagai Proyek Strategis Nasional, dalam mendukung swasembada energi nasional, memperkuat hilirisasi industri, serta memastikan Pertamina menjadi tulang punggung transformasi energi Indonesia menuju kemandirian dan keberlanjutan.
Secara ekonomi, RDMP Balikpapan akan memberikan dampak signifikan terhadap kemandirian energi nasional, dengan penghematan impor BBM hingga Rp68 triliun per tahun dan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai Rp 514 triliun. Proyek ini juga memiliki TKDN lebih dari 35%, serta telah menyerap lebih dari 24.000 tenaga kerja pada masa puncak konstruksi.
Adapun total kapasitas kilang minyak RI hingga akhir 2024, berdasarkan data Kementerian ESDM, tercatat mencapai 1,18 juta barel per hari (bph), dari sembilan kilang minyak.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kilang Pertamina Produksi 250 Juta Barel BBM di 2024

2 hours ago
1

















































