Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia melakukan sejumlah kerjasama dengan pemerintah Selandia Baru di di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Dewan OECD di Paris, Prancis, pada Rabu (4/6/2025).
Melansir keterangan resminya, Dalam pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru Todd McClay, salah satu kerja sama dilakukan dalam bidang energi panas bumi. Indonesia mendapatkan hibah lebih dari NZD15 atau sekitar Rp 146,9 miliar (Asumsi kurs Rp 9.794).
"Kerja sama di bidang energi panas bumi juga mendapat dorongan lewat hibah lebih dari NZD15 juta untuk memperkuat pengembangan energi bersih di Indonesia. Upaya serupa dilakukan di bidang sertifikasi halal guna mempermudah ekspor produk halal," ujar Airlangga dalam keterangan resmi dikutip Rabu (4/6/2025).
Airlangga pun menjelaskan bahwa pertukaran tenaga kerja menjadi fokus lain yang juga dibahas dalam pertemuan tersebut. Skema visa kerja untuk tenaga Indonesia di Selandia Baru sudah berjalan dan pemanfaatannya perlu terus ditingkatkan.
"Pemerintah kedua negara juga tengah meninjau kemungkinan program Working Holiday untuk mempererat hubungan sosial dan budaya," ujarnya.
Pada 2024, nilai perdagangan Indonesia dan Selandia Baru mencapai US$1,92 miliar. Pemerintah Indonesia tengah memperluas akses ekspor buah tropis, seperti nanas yang sudah berhasil menembus pasar Selandia Baru.
Selain itu, komoditas hortikultura unggulan Indonesia seperti pisang, mangga, dan pepaya yang saat ini sedang dalam proses.
"Kami harap Selandia Baru dapat membuka akses pasar yang lebih luas untuk buah tropis Indonesia," ujarnya.
Dari sisi investasi,Selandia Baru di Indonesia juga mencapai US$ 26 juta pada 2024.
Kedua negara sepakat meningkatkan nilai perdagangan menjadi NZD6 miliar pada 2029 lewat rencana aksi bersama yang menyeluruh.
Selain itu, kedua negara juga membahas dampak kebijakan tarif universal 10% yang diterapkan Amerika Serikat, yang memengaruhi produk pertanian dan industri Selandia Baru.
"Indonesia merespons dengan membuka dialog intensif dan menawarkan paket investasi, serta kerja sama di sektor energi, pertanian, dan teknologi strategis," ujarnya.
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Masuk Peringkat Terburuk Hambatan Perdagangan International
Next Article Mari Elka Beberkan Sederet Keuntungan RI Gabung BRICS