Ramai 'Old Money' Milenial dan Gen Z India Pindahkan Aset ke Sini

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekayaan milik keluarga konglomerat di India tengah menghadapi perombakan besar yang didorong oleh generasi penerus. Para pewaris kaya India kini secara agresif mengalihkan fokus dari aset tradisional seperti tanah dan emas menuju investasi berisiko tinggi di sektor teknologi dan startup.

Pergeseran ini terjadi menjelang transfer kekayaan antargenerasi senilai estimasi US$1,5 triliun (Rp 25.057 triliun). Salah satu yang melakukan adalah Rajat Mehta.

Ia adalah pewaris Mehta Group yang berbasis di Mumbai. Ketika perusahaan startup yang ia dukung sejak 2016, Groww, dengan valuasi awal US$1,3 juta, listing di Bursa Saham Nasional dengan nilai fantastis US$8,6 miliar, Rajat Mehta merasa "terjustifikasi".

Rajat, seorang millennial, adalah yang mendorong keluarganya untuk berinvestasi di aset yang tidak terdaftar (unlisted assets) dan startup. Meskipun keluarga Mehta secara tradisional lebih menyukai kenyamanan perusahaan yang sudah terdaftar.

Mehta telah berinvestasi di 35 startup, termasuk beberapa yang bernilai lebih dari US$1 miliar. Ia mengakui bahwa startup pertamanya langsung bangkrut dalam tiga bulan.

"Tapi saya belajar dari itu dan terus berinvestasi," kenangnya.

Generasi millennials dan Gen Z ini, yang sering kali berpendidikan tinggi dengan gelar internasional, tidak lagi semata-mata berfokus pada pelestarian kekayaan. Melainkan menciptakan lebih banyak kekayaan melalui investasi berisiko tinggi yang menghasilkan alpha.

Minat ini terbukti ketika family office India menyalurkan US$300 juta ke startup quick commerce (niaga cepat) India bernama Zepto hanya dalam waktu empat minggu. Para ahli mencatat bahwa investasi startup menawarkan kemungkinan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan pengembalian tahunan rata-rata 15% dari investasi lain.

Para ahli mencatat bahwa investasi startup menawarkan kemungkinan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan pengembalian tahunan rata-rata 15% dari investasi lain. Shailesh Balachandran, pendiri TriGen Wealth, mengatakan, investor India yakin akan ada peluang kenaikan besar bila berinvestasi secara jamak di beberapa start up.

"Ada keyakinan bahwa kaum muda merasa dari 10 startup, satu akan muncul dan menjadi sangat besar, seperti Zomato," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa beberapa perusahaan tradisional yang terdaftar membutuhkan dua dekade untuk mencapai kapitalisasi pasar multi-triliun rupee, sementara Zomato mencapainya dalam hitungan bulan setelah listing.

Muralil Krishna Gunturu, mitra di Inflexor Ventures, mengamati bahwa hampir setengah dari modal di dana kedua perusahaannya berasal dari perusahaan keluarga India, sebuah tren yang mulai terasa sejak 45 startup India menjadi unicorn pada tahun 2021. Pendorong utama pergeseran ini adalah transfer kekayaan dari aset fisik-yang tidak likuid dan sulit didistribusikan-menjadi aset finansial, yang jauh lebih mudah dibagikan.

Perubahan ini memaksa family office di India untuk beradaptasi, dengan beberapa bahkan mengalokasikan 20% atau lebih dari portofolio mereka untuk startup. Sementara itu, Venture Capital kini memanfaatkan tren ini dengan mendirikan dana baru yang menargetkan startup di bidang kecerdasan buatan, robotika, luar angkasa, dan otomatisasi.


(tps/șef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bebas Macet! Ngantor di Jakarta Naik Helikopter, Tarif Sewanya Segini

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |