Raksasa Otomotif PHK dan Tutup Pabrik, Siap Banting Setir Bikin Senjata

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen mobil Jerman, Volkswagen (VW), terbuka untuk memproduksi senjata dan peralatan militer. Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Oliver Blume.

Blume menyampaikan pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pengumuman Uni Eropa baru-baru ini tentang rencana untuk membelanjakan hingga US$870 miliar (Rp14.281 triliun) untuk sektor pertahanannya.

Berbicara kepada penyiar negara Jerman NDR pada Selasa (11/3/2025), Blume mengumumkan bahwa pembuat mobil itu sedang memeriksa dengan saksama kebutuhan industri pertahanan.

Semua opsi tersedia, katanya, termasuk mengubah beberapa pabrik dari produksi sipil menjadi produksi militer. "Kami pada dasarnya terbuka terhadap topik-topik seperti itu," klaim Blume.

Gagasan tersebut didukung oleh produsen senjata terbesar Jerman, Rheinmetall. CEO Rheinmetall, Armin Papperger, mengatakan pada Rabu bahwa fasilitas VW di Osnabrueck akan cocok untuk diubah.

VW sebelumnya memproduksi kendaraan militer untuk Wehrmacht, angkatan bersenjata Nazi Jerman, selama Perang Dunia II, termasuk pengangkut ringan Kübelwagen dan kendaraan amfibi berpenggerak empat roda Schwimmwagen.

Sebuah pabrik VW terlibat dalam pembuatan komponen untuk bom terbang V-1, sejenis rudal jelajah awal yang digunakan untuk menimbulkan efek yang menghancurkan oleh Nazi.

Saat ini, raksasa otomotif itu tengah kesulitan. Hal ini terlihat dari penurunan penjualan serta laba tahun lalu, sehingga VW terpaksa mengumumkan penutupan pabrik dan PHK massal di Jerman untuk pertama kalinya.

Sementara itu, Uni Eropa mengintensifkan upayanya untuk melakukan militerisasi setelah Presiden AS Donald Trump berulang kali mengkritik anggota NATO Eropa karena gagal memenuhi komitmen pengeluaran pertahanan blok tersebut.

Sebagai tanggapan, Brussels mengumumkan inisiatif militerisasi besar yang diusulkan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Dijuluki ReArm Europe, rencana tersebut dapat mengalihkan US$870 miliar ke sektor pertahanan selama empat tahun ke depan.

Sementara pengumuman itu membuat harga saham produsen senjata terbesar di Eropa melonjak, rencana itu ditolak oleh anggota parlemen Belanda, dengan alasan masalah fiskal.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Tanggapi Tarif Balasan Uni Eropa

Next Article Raksasa Otomotif di Ambang Kejatuhan, Mau Tutup 3 Pabrik & PHK Massal

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |