Peternak Respons Rencana Danantara Danai Proyek Peternakan Rp20 T

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan peternak ayam menyambut positif langkah pemerintah yang berencana menanamkan investasi senilai Rp20 triliun di sektor peternakan ayam pedaging dan petelur. Namun, mereka mengingatkan agar kebijakan besar itu tidak justru dinikmati oleh perusahaan-perusahaan besar, melainkan benar-benar melibatkan peternak kecil yang saat ini masih berjuang dalam kondisi sulit.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi menilai kebijakan ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sektor perunggasan nasional, terutama di sisi hulu.

"Sesuai dengan berita yang kami terima, kita sambut baik kebijakan pemerintah dengan menggelontorkan dana Rp20 triliun," kata Sugeng kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/11/2025).

Menurutnya, penguatan di sektor budidaya ayam, khususnya ayam broiler, memang menjadi hal yang diharapkan para peternak. Namun ia menekankan agar proyek besar ini tidak malah menjadi pesaing bagi peternak rakyat.

"Penguatan pelaku usaha di sektor budidaya ayam khususnya ayam broiler justru itu yang kita harapkan, bukan menjadi saingan peternak yang ada selama ini," ujarnya.

Sugeng mengingatkan pemerintah agar menyiapkan dengan matang pelaksanaan proyek tersebut, terutama kesiapan BUMN pangan yang akan menjadi pelaksana kebijakan. Menurutnya, bila tidak dilakukan dengan tepat, investasi besar ini berisiko tidak menyentuh akar persoalan di lapangan.

"Harus ada kesiapan dari pemerintah, dalam hal ini BUMN pangan untuk menyongsong kebijakan ini. Rendahnya kesiapan dari BUMN terkait dengan kebijakan ini justru tidak akan tepat sasaran," tukasnya.

Ia juga mengingatkan agar BUMN tidak menggandeng perusahaan besar sebagai mitra utama, karena hal itu akan menggeser tujuan utama dari kebijakan Rp20 triliun tersebut.

"Misal BUMN menggandeng perusahaan besar dalam menjalankan kebijakan pemerintah. Padahal yang kami pahami justru kebijakan ini bisa memperkuat ekosistem baru yang berbasis pada kuatnya peternak dan tangguhnya industri unggas dengan melibatkan sebanyak-banyaknya pelaku, khususnya yang kecil dan pelaku yang bangkrut dalam 10 tahun terakhir," ujar Sugeng.

Ketika ditanya apakah peternak mendukung program ini, Sugeng menegaskan dukungan penuh, selama pemerintah benar-benar melibatkan peternak rakyat dan memastikan manfaatnya dirasakan langsung oleh mereka.

"Mendukung. Sejauh keterlibatan peternak kecil ikut dilibatkan dan berdampak positif terkait dengan kesejahteraan peternak," tegasnya.

Peternak Rakyat Masih Merugi, Harapkan Kepastian Harga dan Pasokan

Sugeng menggambarkan kondisi peternak rakyat saat ini masih dalam tekanan. Harga ayam hidup di tingkat kandang belum mampu menutup biaya produksi, membuat banyak peternak mengalami kerugian.

"Saat ini peternak dalam kondisi merugi, karena harga di tingkat kandang di harga Rp19 ribu, modal produksinya Rp21 ribu. Tetapi dua minggu yang lalu peternak untung karena harga di kandang Rp22 ribu. Artinya fluktuatif yang ekstrem," jelasnya.

Ia menilai, dengan adanya investasi besar ini, pemerintah harus mampu menghadirkan kepastian dalam rantai pasok dan pembentukan harga agar peternak tidak lagi terjebak dalam siklus rugi-untung yang ekstrem.

"Ya... harus. Karena akan ada kepastian suplai input yang wajar dan harga jual yang di atas biaya pokok produksi," kata Sugeng.

Sugeng juga menekankan pentingnya kehadiran BUMN pangan sebagai pengendali harga di sektor perunggasan. Dengan pengelolaan yang tepat, pemerintah bisa memainkan peran strategis sebagai penstabil pasar ketika terjadi gangguan harga atau pasokan.

"Di sisi lain, pemerintah juga harus memastikan kehadiran Rp20 triliun melalui BUMN berpengaruh terhadap kinerja ekonomi perunggasan. Sehingga fungsi pemerintah sebagai pengendali jika terjadi distorsi di lapangan dapat dirasakan. Karena dijalankan," ucapnya.

Perlu diketahui, rencana investasi Rp20 triliun di sektor peternakan ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman, sebelumnya menegaskan proyek ini akan membangun peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi di berbagai daerah dengan melibatkan banyak pelaku usaha, terutama peternak kecil.

"Peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi itu ada anggaran khusus Rp20 triliun," ujar Amran saat konferensi pers di Auditorium Kementan, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Pendanaan proyek tersebut akan berasal dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, dengan prioritas pembangunan di wilayah yang masih kekurangan pasokan ayam dan telur.

Amran menambahkan, proyek ini akan mulai berjalan pada awal tahun 2026, dengan prioritas wilayah yang masih mengalami kekurangan pasokan ayam dan telur.

"Kita mulai sekarang pra-FS (feasibility study) arahannya beliau (Presiden Prabowo), kemudian insya Allah mudah-mudahan Januari sudah start (bangun peternakan). Kita persiapan satu bulan," katanya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pengusaha Ungkap Borok Sebenarnya Penyebab Peternak Ayam Merugi

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |