Perbandingan Rasio Utang Indonesia vs ASEAN, Begini Kondisi RI

7 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Rasio utang Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan pada 2025. Kendati demikian, rasio utang Indonesia masih lebih rendah dibandingkan beberapa negara lainnya di ASEAN.

Bank Dunia atau World Bank memperkirakan kenaikan rasio utang pemerintah Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan mencapai 40,1% pada 2025 dan akan meningkat menjadi 40,8% pada 2026 dan mencapai 41,4% pada 2027.

Data ini diungkap Bank Dunia dalam The Macro Poverty Outlook (MPO) edisi April 2025 yang dirilis minggu lalu. Adapun, besaran ini sejalan dengan angka realisasi utang pada Januari 2025.

Jika dibandingkan dengan negara lainnya di ASEAN, rasio utang terhadap PDB Indonesia cenderung lebih rendah.

Rasio utang terhadap PDB seperti Singapura, Laos, dan Malaysia terpantau lebih tinggi dibandingkan Indonesia yakni masing-masing sebesar 171%, 74,2%, dan 69,8%.

Sementara beberapa negara lainnya yang memiliki rasio utang terhadap PDB lebih rendah dibandingkan Indonesia yakni Brunei Darussalam, Vietnam, dan Kamboja yang masing-masing sebesar 2,3%, 33,5%, dan 35,3% pada 2023.

Rasio Utang Singapura

Salah satu metrik umum untuk mengukur posisi utang suatu negara adalah rasio utang bruto terhadap PDB, yang membandingkan jumlah utang publik negara dengan output ekonominya. Kendati rasio utang bruto terhadap PDB Singapura mencapai 171% pada Desember 2023 (berdasarkan PDB 2023) dan tampak besar secara angka, rasio tersebut tidak mencerminkan kondisi keuangan Singapura secara keseluruhan.

Rasio utang bruto terhadap PDB tidak memperhitungkan besarnya posisi aset Singapura. Faktanya, aset keuangan Singapura jauh melebihi jumlah utangnya. Hal inilah yang menjadi alasan Singapura mendapatkan peringkat kredit tertinggi, yaitu triple-A, dari tiga lembaga pemeringkat kredit internasional terkemuka (S&P, Moody's, dan Fitch).

Kelebihan aset atas utang Singapura membentuk cadangan negara, yang diinvestasikan untuk menghasilkan pengembalian keuangan jangka panjang. Posisi aset bersih ini tercermin dalam hasil investasi bersih yang signifikan dari cadangan tersebut. Sebagian dari hasil investasi ini disalurkan untuk mendukung anggaran Pemerintah melalui Kontribusi Hasil Investasi Bersih, yang mencapai $22,4 miliar pada Tahun Anggaran 2022.

Pemerintah Singapura memiliki neraca keuangan yang kuat tanpa utang bersih, dengan aset yang jauh melebihi jumlah utang. Aset bersih ini membentuk cadangan negara yang diinvestasikan untuk menghasilkan imbal hasil keuangan. Posisi ini tetap stabil meskipun ada penerbitan obligasi melalui SINGA untuk membiayai infrastruktur nasional. Sebagian besar pinjaman pemerintah, melalui GSA, digunakan untuk investasi dan bukan untuk belanja langsung.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |