Penjualan Rumah Masih Lesu, Terhambat Mahalnya Bahan Bangunan-Pajak

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Mahalnya harga bahan bangunan, masalah perizinan atau birokrasi, suku bunga KPR dan uang muka yang tinggi, hingga pajak menjadi penyebab utama lesunya penjualan rumah hingga kuartal III-2025.

Hal ini terungkap dalam Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (SHPR BI) kuartal III-2025. Dalam SHPR terbaru itu, disebutkan bahwa penjualan properti residensial masih terkontraksi sebesar 1,29% secara tahunan, meski lebih baik dari kontraksi kuartal II-2025 yang sebesar 3,80%.

"Berdasarkan hasil survei, penghambat utama pengembangan dan penjualan properti residensial primer meliputi kenaikan harga bahan bangunan (19,80%), masalah perizinan/birokrasi (14,39%), suku bunga KPR (15,05%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,75%), dan perpajakan (8,84%)," dikutip dari SHPR BI terbaru, Kamis (6/11/2025).

Khusus untuk masalah suku bunga KPR yang menjadi penghambat ketiga terbesar, disebabkan adanya tren kenaikan pada kuartal III-2025. Pada periode itu, suku bunga KPR sebesar 7,45% per tahun, lebih tinggi dari kuartal II-2025 yang sebesar 7,41% dan kuartal III-2024 sebesar 7,44%.

Dalam SHPR BI kuartal III-2025, disebutkan pula turunnya penjualan properti residensial dipicu penjualan rumah tipe besar yang turun 23% secara tahunan, lebih dalam dari kontraksi kuartal II-2025 sebesar 14,95%.

Penjualan rumah tipe menengah juga masih minus 12,27% dari sebelumnya turun 17,69%. Sedangkan rumah tipe kecil naik 14,95%, dari kuartal sebelumnya tumbuh 6,70%.

"Penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal III-2025 secara tahunan masih terkontraksi," sebagaimana tertulis dalam SHPR BI Kuartal III-2025.

Di tengah lesunya penjualan, hasil survei BI itu juga menunjukkan indeks harga properti residensial secara tahunan hanya tumbuh 0,84% dari 109,44 menjadi 110,36, lebih lambat dari pertumbuhan kuartal II-2025 yang sebesar 0,90% dari 109,15 menjadi 110,13.

Makin lambatnya laju pertumbuhan harga properti residensial ini disebabkan perlambatan kenaikan harga rumah kecil dan menengah yang masing-masing tumbuh 0,71% dan 1,18% secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan sebelumnya 1,04% dan 1,25%.

Adapun untuk rumah tipe besar, masih mampu tumbuh lebih cepat dibanding kuartal II-2025, yakni menjadi 0,72% pada kuartal III-2025 dari sebelumnya hanya tumbuh 0,70%.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Penjual Mobil-Rumah di Marketplace Kena Pungut Pajak Digital, Tapi...

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |