Pengusaha Arab Ini Ternyata Intel Israel, Biang Kerok Kekalahan Perang

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia -  Seorang pria yang dikenal sebagai pengusaha Arab ternama ternyata adalah agen intelijen Israel (Mossad). Identitas aslinya terbongkar setelah dia membocorkan rahasia militer Suriah. Dia kemudian dijatuhi hukuman mati secara terbuka.

Informasi yang dia serahkan kepada Israel memainkan peran krusial dalam kekalahan negara-negara Arab dalam perang. Sosok di balik penyamaran luar biasa ini adalah Eli Cohen yang punya nama samaran Kamel Amin Thaabet.

Cohen adalah pria yang tumbuh besar di Mesir. Namun, pada 1954, Cohen pindah ke Israel karena direkrut sebagai agen intelijen Mossad. Dia kemudian ditugaskan menyusup ke Suriah sebagai pengusaha tekstil. Di sinilah, Cohen mulai memperkenalkan diri lewat nama samaran, yakni Kamel.

Dalam skenario, Kamel merupakan pria yang lahir dan besar di Suriah. Namun, pada 1949 dia pindah ke Argentina bersama keluarga dan memulai bisnis tekstil dari negara Latin tersebut. 

Lewat jaringan bisnis inilah, Kamel diharuskan Mossad berkenalan dengan para petinggi Suriah demi mendapat informasi rahasia. Perlu diketahui, sejak berdiri pada 1948, Israel selalu mendapat kecaman negara-negara Arab, termasuk Suriah.

Dengan menyusupkan mata-mata, Israel diharapkan bisa selangkah lebih maju dan mengantisipasi langkah agresif ke Suriah. Maka, dimulailah aksi spionase Kamel sebagai pengusaha tekstil kaya raya pada 1960.

Menyusup ke Suriah

Dalam buku Our Man in Damascus, Elie Cohn (1971) diketahui, langkah pertama Kamel untuk masuk ke Suriah adalah lewat atase militer Suriah di Argentina, yakni Jenderal Amin al-Hafez.

Kepada al-Hafez, Kamel mengutarakan keinginannya pulang kampung ke Suriah. Sebagai pengusaha kaya, dia mengaku ingin membantu membangun kampung halamannya. Terlebih situasi di Suriah sangat buruk. Korupsi merajalela.

Sebagai jenderal yang sangat nasionalis, hati al-Hafez terketuk. Dia kemudian membawa Kamel ke Suriah dan memperkenalkannya kepada kolega-kolega sebagai pengusaha baik hati. 

Pertemanan Kamel yang awalnya hanya satu orang berkembang pesat menjadi beberapa orang. Semuanya adalah orang ternama yang berada di lingkaran kekuasaan dan militer. Lewat jaringan kekuasaan inilah, Kamel berbisnis tekstil dan kemudian melesat sebagai salah satu pengusaha ternama di Suriah. 

Samantha Wilson dalam Israel (2011) menceritakan, elite Suriah dikenal hobi berpesta. Pertukaran informasi seringkali dilakukan di celah kelowongan dansa dan mabuk. Kebiasaan inilah yang lantas dimanfaatkan Kamel. 

Kamel sering mengadakan pesta dan mengundang elite-elite Suriah. Dari sini dia makin dikenal hingga berhasil masuk ke lingkaran kekuasaan. Semua dilakukan tanpa seorang pun tahu Kamel adalah mata-mata Israel. 

Terciduk

Tahun 1963, kawan baik yang membawa Kamel ke Suriah, yakni Amin al-Hafez, sudah menjadi presiden. Al-Hafez sangat percaya Kamel adalah pengusaha yang akan membantunya membangun Suriah.

Maka, dia pun sering diajak sang presiden ke lokasi-lokasi strategis dan rahasia. Pada titik inilah, Kamel mengetahui tempat rahasia militer, jumlah tentara dan alutsista, serta rencana militer Suriah terhadap Israel. 

Semua informasi kemudian dikirim lewat kode morse ke Israel di malam hari. Semua ini dilakukannya selama tiga tahun lebih.

Pada saat bersamaan, kepercayaan Presiden Suriah kepada Kamel makin besar. Dia mendapat tawaran sebagai Wakil Menteri Pertahanan Suriah. Dalam buku Our Man in Damascus, Elie Cohn (1971) disebut, ketika mendapat tawaran ini Kamel ragu dan takut.

Setelah berkomunikasi dengan Mossad, sang intel mantap menerima tawaran. Namun, belum sempat dilantik, Kamel melakukan kesalahan fatal.

Pada malam hari di tahun 1965, Kamel ketahuan mengirim kode morse oleh pasukan Suriah. Saat itu, militer Suriah sudah mendapat informasi ihwal seorang mata-mata yang membocorkan rahasia negara.

Maka, mereka melakukan investigasi dan tak disangka mata-mata tersebut adalah sosok calon Wakil Menteri Pertahanan Suriah, yakni Kamel Amin Thaabet.

Presiden al-Hafez marah besar. Sebab akibat aksi spionase Eli Cohen alias Kamel, Suriah harus menanggung kekalahan setiap berperang lawan Israel

Sejak saat itulah, Kamel ditangkap dan disiksa setiap hari tanpa henti. Orang-orang Suriah yang dekat dengan Kamel turut disikat. Mereka dianggap mempermalukan negara.

Hidupnya pun berakhir pada 18 Mei 1965. Dia dihukum gantung di depan publik. Mayatnya dibuang dan tak pernah kembali ke Israel. Meski sudah wafat, informasi rahasia terlanjur bocor. 

Lagi-lagi akibat aksi Kamel, Israel bisa mengetahui rinci lokasi rahasia militer selama dua tahun ke depan, khususnya Perang Enam Hari pada Juni 1967. Kebocoran informasi inilah yang membuat Israel menang sekalipun dikeroyok negara-negara Arab. 


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |