Pemkab Banyuwangi Bersama Badan Pangan Nasional Gelar Gerakan Pangan Murah

1 month ago 19

BANYUWANGI - Bersama Badan Pangan Nasional (BPN), Pemkab Banyuwangi menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) yang berlangsung di lapangan Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (30/9/2024). Dalam gerakan tersebut, berbagai bahan pangan (sembako) dijual dengan harga yang terjangkau masyarakat.

GPM ini dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Pada gerakan itu, BPN bersama Pemkab Banyuwangi bekerjasama dengan toko retail seperti Roxy, Vionata, dan Ramayana. Selain itu juga melibatkan beberapa pihak lainnya, seperti Bulog, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), dan UMKM setempat.

Berlangsung di Lapangan Glagah Desa Olehsari, acara ini mendapat sambutan positif warga. Mereka ingin membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasar, seperti beras, gula, telur, minyak goreng, cabai, serta bawang putih dan merah. Dalam gerakan ini, masyarakat bisa membeli mie instan Indomie dengan harga Rp. 80 ribu per dus (isi 40), padahal harga normal Rp. 120 ribu-an.

"Untuk beras medium (5kg) dijual seharga Rp. 56.500, sementara harga di pasaran mencapai Rp 60.000. Gula pasir dijual Rp. 17.000 per kg, sedangkan harga pasaran Rp. 18.000. Minyak goreng juga dijual dengan harga Rp. 13.500 per liter, lebih rendah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp. 16.200, " jelas Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah.

Sugirah mengatakan, salah satu daya tarik utama Gerakan Pangan Murah adalah harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran. "Hal ini tentu saja sangat membantu masyarakat. Terutama mereka yang memiliki daya beli terbatas. Dengan program ini, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam, " katanya saat meninjau pelaksanaan.

Sugirah menyampaikan pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pangan di Banyuwangi, termasuk fasilitasi distribusi pangan melalui distribusi pangan dari wilayah surplus ke defisit agar tercipta keseimbangan pasokan dan stabilisasi harga. "Jadi misalkan daerah dengan pasokan Jagung yang melimpah seperti Wongsorejo bisa substitusi desa lain di Banyuwangi agar pasokan harganya bisa stabil, ” ungkapnya.

Sugirah juga memastikan pasokan pangan di Banyuwangi dalam kondisi aman meskipun di tengah lesunya beberapa komoditas holtikultura seperti cabai dan tomat. Ia berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memantau perkembangan harga dan stok pangan di pasar. “Kami akan terus berupaya menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat Banyuwangi. Terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, ” pungkasnya.

Painem (63), warga Desa Paspan, kedapatan memborong cabai rawit, bawang putih dan merah, minyak, dan telur untuk kebutuhan di rumahnya. "Dapat kabar kalau ada pasar murah disini, jadi sempatkan untuk beli karena harganya lebih terjangkau daripada di peken (pasar tradisional), " terangnya antusias.

Di pasar murah tersebut, tersedia juga berbagai bahan pokok lainnya seperti, Intermie 1 dus (isi 40) dengan harga Rp. 40.000, tepung tapioka (500 gr) seharga Rp. 8.000, bawang putih Rp. 34.000/kg, cabai rawit seharga Rp. 28.000/kg, buncis Rp. 3.000/bundle, jamur kuping Rp. 7.000/ikat, dan tomat Rp. 3000/kg. (***)

Read Entire Article
RIGHT SIDEBAR BOTTOM AD
8000hoki URL Slot Gacor
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |