Jakarta, CNBC Indonesia - Investor legendaris Warren Buffett semakin gencar memburu aset lindung nilai atau safe haven. Oracle of Omaha ini diketahui beberapa kali menimbun surat utang pemerintah Amerika Serikat (US Treasury).
Dalam tiga bulan pertama 2025, perusahaannya, Berkshire Hathaway, mencatatkan lonjakan kepemilikan di kelas aset tersebut hingga menembus US$305,5 miliar atau setara Rp4.977 triliun.
Laporan terbaru ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengungkapkan bahwa nilai investasi Berkshire Hathaway di US Treasury bertenor pendek meningkat 6,64% dari US$286,47 miliar pada kuartal IV 2024. Ini menandakan Buffett mengalihkan lebih banyak dana dari saham menuju instrumen berisiko rendah di tengah ketidakpastian pasar.
Sebagian besar cadangan kas perusahaan kini ditanamkan ke obligasi pemerintah, disusul oleh investasi di saham senilai US$263,73 miliar. Adapun posisi kas murni Berkshire tercatat sebesar US$36,89 miliar per akhir Maret 2025.
Menurut data Departemen Keuangan AS, kepemilikan surat utang oleh Berkshire bahkan melampaui kepemilikan Taiwan yang sebesar US$297,8 miliar. Jika diperlakukan layaknya sebuah negara, perusahaan Buffett akan menempati peringkat ke-11 pemegang Treasury terbesar dunia, tepat di bawah Prancis, Irlandia, dan Swiss.
Langkah Buffett ini muncul seiring keputusan perusahaan untuk melepas kepemilikan saham di sejumlah bank raksasa AS pada kuartal lalu. Nilai total saham yang dilego mencapai US$3,23 miliar atau sekitar Rp52,6 triliun.
Berkshire sepenuhnya keluar dari Citigroup setelah menjual sisa kepemilikannya senilai US$1 miliar. Selain itu, perusahaan juga menjual 48,7 juta saham Bank of America senilai US$2,19 miliar dan melepas 300.000 saham Capital One senilai sekitar US$46,49 juta.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Cara Jadi Miliarder Lewat Saham Mulai dari Rp10 Juta
Next Article 2 Strategi Jitu Investasi Saham Warren Buffett, Investor 'Auto Cuan'