Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) 2020-2024, Satya Widya Yudha menilai nuklir bisa menjadi kunci ketika permintaan listrik melonjak. Menurutnya untuk menyeimbangkan antara permintaan dan pasokan energi listrik, nuklir bisa membantu untuk mengisi kebutuhan tersebut.
"Jadi nuklir itu bisa menjadi tambahan di saat nanti final energy demandnya memang sudah benar-benar tinggi. Jadi sudah kita maximize PLTS, hydro, geothermal," ujar Satya, dalam acara Special Dialogue Swasembada Energi CNBC Indonesia, dikutip Kamis (20/2/2025).
Nuklir juga bisa menjadi sumber energi masa depan, bersama panas bumi dan energi terbarukan lainnya untuk menggantikan energi fosil. Kementerian ESDM mencatat, kapasitas terpasang dari EBT baru mencapai 14.385 MW dari total potensi 3.687.000 MW.
"Jika di tahun 2060 itu masih ada fosil, itu gapnya nanti diisi dengan PLTN," kata dia.
Satya mengatakan saat ini pasokan listrik di Indonesia masih lebih besar ketimbang permintaannya. Jika kebutuhan listrik di Indonesia mencapai 100 gigawatt (GW) pada 2040, maka 75 GW di antaranya harapannya berasal dari EBT.
Adapun sisanya sebesar 25 GW akan datang dari energi fosil. Hal ini sudah sesuai dengan skenario kebijakan energi nasional, di mana pemerintah lebih mengedepankan penggunaan energi bersih pada masa depan.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Strategi Kelistrikan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8%
Next Article Ambisi Prabowo Swasembada Energi, Ini yang Akan Dilakukan