Jakarta, CNBC Indonesia - Modal Rp10 juta dari satu dekade lalu, investasi di saham bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ditambah dividen-nya, ternyata sudah dapat cuan luber untuk beli drone tipe DJI FPV Combo.
Pantauan CNBC Indonesia, dalam 10 tahun terakhir sudah melesat 29%, dari saham BBNI di Rp3.460 menjadi Rp4.470 per lembar.
Jika menggunakan harga awal, menggunakan modal Rp10 juta akan mendapatkan saham BBNI sekitar 29 lot. Belum mempertimbangkan stock split, jumlah modal ditambah capital gain menjadi Rp12,9 juta.
Tak sampai di situ saja, seorang investor yang menyimpan saham jangka panjang tentu akan mendapatkan tambahan cuan dari dividen.
Dividen merupakan sebagian keuntungan yang dialokasikan dari laba bersih perusahaan. BBNI terbilang rajin membagikan dividen setiap tahun-nya.
Dalam satu dekade tak pernah absen, jika ditotal dividen final per lembar yang didapat investor senilai Rp2.152,29
Dari jumlah itu, jika dikalikan dengan jumlah lot yang dipunya investor sekitar 29, maka akan mendapatkan total keuntungan dividen mencapai Rp6,24 juta. Jadi total modal yang sudah ditambah capital gain dan dividen akan menjadi Rp19,14 juta.
Jika dihitung dari modal awal sebenar-nya total keuntungan itu sudah mencapai lebih dari 90%.
Keuntungan buat pemegang saham BBNI juga tak berhenti sampai situ, pada tahun ini musim dividen masih akan bergulir menggunakan laba dari tahun buku 2024.
Manajemen BBNI sudah memberikan kisi-kisi terkait dividen. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memperkirakan rasio pembagian dividen dari laba tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%.
Persentase itu lebih tinggi jika dibandingkan realisasi rasio dividen tahun 2023 sebesar 50% dari total laba bersih atau senilai Rp10,45 triliun. Namun, Royke juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja RUPS.
Jika menggunakan porsi 60%, kami memperhitungkan potensial dividen per lembar akan mencapai Rp345. Dari nilai ini jika investor punya harga rata-rata di Rp4.470, potensi yield yang didapatkan mencapai 7,71%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)