Jakarta, CNBC Indonesia — Belakangan mobil listrik BYD menjadi sorotan, lantaran mengumumkan serangkaian diskon harga mobil yang beberapa di antaranya hampir mencapai 30%. Hal itu membuat kompetisi mobil listrik semakin ketat di China.
Sementara itu di Indonesia, BYD terbilang berhasil melakukan penetrasi. Merek yang baru masuk negara ini tahun lalu tersebut mengklaim telah menguasai 50% pasar mobil listrik Tanah Air dengan penjualan 8.200 unit.
Selain di Indonesia, BYD juga terbilang kuat menggengga pasar mobil listrik di tempat asalnya China, dan juga Thailand serta Singapura.
Di balik keberhasilan penetrasi BYD ke berbagai negara tersebut, ada tangan dingin Wang Chuanfu. Melambungnya bisnis BYD membuat dirinya tercatat sebagai salah satu orang terkaya China dengan kekayaan nyaris US$27 miliar atau sekitar Rp440 triliun menurut data Forbes.
Meski berada di jajaran elite ekonomi, Wang dikenal sebagai sosok pekerja keras yang tetap hidup sederhana. Ia tinggal di rumah yang hanya berjarak jalan kaki dari pabrik utama BYD dan jarang muncul di hadapan publik kecuali benar-benar diperlukan.
Ilaria Mazzocco, pakar kebijakan industri teknologi bersih di Center for Strategic and International Studies di Washington, menyebut Wang sebagai sosok disruptif yang mengejutkan banyak pihak. Ia bahkan menyamakan Wang dengan tokoh seperti Jeff Bezos dan Elon Musk karena kemampuannya membangun imperium bisnis.
Wang lahir pada 1966 di provinsi Anhui, China timur, dari latar belakang keluarga miskin. Ia merupakan bagian dari generasi pengusaha yang diuntungkan oleh kebijakan reformasi ekonomi Deng Xiaoping dan kebangkitan Shenzhen sebagai pusat manufaktur teknologi tinggi.
Saudara-saudaranya bekerja keras selama bertahun-tahun demi membiayai pendidikan Wang. Setelah lulus, Wang pindah ke Shenzhen dan mendirikan BYD pada pertengahan 1990-an sebagai perusahaan baterai.
Ia memanfaatkan latar belakang akademiknya di bidang kimia dan metalurgi untuk memproduksi baterai lithium dan komponen lain bagi raksasa ponsel seperti Nokia dan Motorola. Ketertarikannya yang mendalam terhadap baterai membuat BYD mulai merambah industri otomotif pada awal 2000-an.
Pekan ini, BYD berhasil menciptakan teknologi pengisian daya mobil listrik dalam lima menit. Capaian ini dibangun dari inovasi "cell-to-body", di mana sel baterai menjadi bagian dari struktur bodi kendaraan.
Neil Beveridge, analis senior dari Bernstein di Hong Kong, menyebut teknologi pengisian baru itu sebagai yang tercepat di pasar saat ini. Bila diadopsi secara luas, hal ini diyakini bisa menghilangkan kecemasan konsumen akan jarak tempuh kendaraan listrik.
Terobosan baterai terbaru ini melengkapi peluncuran sistem bantuan pengemudi baru bernama "God's Eye". Ini juga terjadi di saat Tesla mencatat penurunan penjualan setelah Elon Musk lebih terlibat dalam politik AS.
Kombinasi faktor-faktor ini berpotensi memperbesar pangsa pasar BYD dalam transisi global ke kendaraan listrik. Menurut EY, sektor ini akan menghasilkan peluang pendapatan tahunan hingga US$660 miliar pada 2030.
Namun di balik keseriusannya, Wang juga dikenal penuh performa saat menunjukkan inovasi teknologinya. Ia pernah meminum cairan elektrolit baterai untuk membuktikan keamanannya kepada investor.
Wang juga menunjukkan baterai yang tetap berfungsi setelah dilindas truk atau ditusuk paku di depan pengunjung. Gairahnya terhadap baterai telah membentuk gaya kepemimpinan yang unik dan penuh eksperimen.
Peluncuran sistem God's Eye pada Februari lalu mencerminkan perubahan penting dalam arah bisnis BYD. Selama bertahun-tahun, Wang-yang secara internal hanya disebut "ketua"-enggan mengikuti langkah kompetitor yang mengucurkan dana besar untuk pengembangan teknologi swakemudi.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: