Jakarta, CNBC Indonesia - Gen Z mengaku sulit mencari pekerjaan dalam beberapa tahun terakhir karena makin ketatnya persaingan untuk mencari kerja. Ditambah dengan sedikitnya lowongan yang tersedia akibat kondisi ekonomi global yang memburuk.
Di tengah kondisi itu, Gen Z pun dihadapkan dengan serangan penipuan dengan modus lowongan kerja palsu yang beredar di media sosial ataupun dikirim melalui email pribadi. Terdesak ingin segera bekerja, tak sedikit Gen Z jadi korban jebakan atau tertipu lowongan palsu ini.
Andi, salah satu pekerja muda pun membenarkan lowongan palsu tersebut. Dia bercerita pengalaman saudaranya yang hampir jadi korban lowongan kerja palsu. Disebutkan, lowongan kerja itu untuk posisi operator produksi di pabrik yang berlokasi di Cawang, Jakarta. Si korban pun diiming-imingi pekerjaan itu asalkan membayar Rp800.000.
"Ada saudara saya, dapat informasi lowongan bagian operator produksi di Cawang. Kebetulan saudara saya baru lulus kuliah, ada tawaran tersebut. Tapi yang saya heran, kok ada operator produksi di Cawang, memang ada industri di kawasan tersebut," kata Andi kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (26/5/2025).
"Saudara saya diminta untuk menyiapkan uang Rp 800.000. Terus saya kasih tahu, kalau kamu nanti dimintai uang, kemudian angkanya dinego terus turun, sampai dia nanya, kamu bawa uang berapa? Itu dia akan minta, walaupun cuma Rp 20.000, saya kasih tahu dia, jangan kasih, ini sudah pasti agen bodong," ungkapnya.
Senada, Yudha, salah satu pekerja yang ditemui CNBC Indonesia mengaku pernah mendapatkan undangan wawancara di perusahaan besar dan ternama. Ia diminta datang ke daerah Bekasi.
"Saya pernah mendapatkan undangan interview sebuah perusahaan besar dan ternama, dan saya disuruh datang ke lokasi di Bekasi. Tanpa pikir-pikir panjang, saya mengiyakan undangan tersebut," kata Yudha.
"Di undangan itu, saya diminta untuk mentransfer ke rekening bersangkutan sebesar Rp 500.000. Tapi saya hanya mampu transfer Rp 200.000," ujarnya.
Esok hari ketika Yudha ingin ke lokasi wawancara kerja tersebut, Ia menemukan sebuah ruko di Bekasi yang namanya cukup aneh. Ketika ditemui ruko tersebut, tak ada tanda-tanda kegiatan usaha yang dijanjikan.
"Besoknya saat saya sampai di lokasi, bentuknya sebuah ruko. Tapi saat saya hampiri, tidak ada aktivitas yang terlihat jelas di lokasi tersebut," ungkapnya.
"Ketika saya berusaha hubungi pihak yang beri undangan interview kerja, nomornya tidak aktif dan tidak dapat menjawab," pungkasnya.
Sudah Sejak Lama
Kata Andi, kasus serupa sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1990-an. Ketika pencari kerja mengandalkan iklan lowongan kerja di koran atau surat kabar.
"Kasus seperti ini sejatinya sudah sejak lama. Dulu orang-orang mengandalkan iklan di surat kabar, ada informasi lowongan seperti security, dan lain-lain. Ketika orang ingin ambil lowongan tersebut, salah satu persyaratannya yakni datang ke ruko tertentu. Ketika sampai di sana, tidak terlihat fisik kantornya, alias kantor bohongan," tuturnya.
"Kalau orang-orang yang udah berpengalaman kan udah pasti tau ini lowongan bodong apa tidak. Nah, anak-anak yang baru lulus ini, nih, yang jiwanya masih polos, oknum-oknum bisa manfaatin dah kepolosan mereka," ujar Andi.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Batas Usia Pelamar Kerja Bakal Dihapus, Pengusaha Bersuara
Next Article Pengusaha Bongkar Fakta Mengejutkan Gen Z RI, Dipecat Gegara Berani?