FOTO : Ilustrasi [ Ai ]
Oleh : Rosai Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan [ ist ]
ADA kisah yang lahir dari tanah, disiram keringat, lalu tumbuh menjadi cahaya. Kisah itu bernama Prof. Dr. Arief Sukino, M.Ag, rektor baru Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat (UNU Kalbar).
Ia seorang ilmuwan, pendidik, dan pejuang yang menulis biografinya bukan dengan tinta, tapi dengan keteguhan hati. Simak kisah inspiratif ini sambil seruput kopi dengan sedikit gula aren, wak!
Senin, 3 November 2025, Aula Dr. M. Zeet Hamdy Assovie MTM menjadi saksi sejarah baru bagi UNU Kalbar. Dr. Rachmat Sahputra, M.Si, rektor sejak 2015, menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Prof. Sukino. Acara serah terima jabatan itu disaksikan oleh Dr. Muhajirin Yanis, Ketua BPP UNU Kalbar yang juga Kepala Kanwil Kemenag Kalbar, serta seluruh sivitas akademika universitas.
Muhajirin, dengan mata berbinar dan suara bergetar, menyebut momen itu sebagai “hari kemenangan bagi semangat baru.” Ia berkata penuh keyakinan, “Saya yakin, di bawah Prof. Sukino, UNU Kalbar akan lebih maju, karena beliau orangnya benar-benar ingin mengabdi.” Tepuk tangan panjang pun mengisi aula, bukan sekadar sambutan, tapi doa yang menjelma harapan.
Sementara Dr. Rachmat Sahputra, sang rektor yang telah menakhodai UNU Kalbar dari nol, mengenang perjalanan luar biasa kampus hijau ini. Dari 12 mahasiswa pertama hingga kini mencapai lebih dari dua ribu lebih mahasiswa dengan kampus sendiri.
“Semua ini hasil kerja keras bersama,” ujarnya dengan nada lega, “dan saya bangga UNU Kalbar kini diakui secara nasional.” Ia menyerahkan dokumen dan pataka universitas dengan penuh haru, simbol berpindahnya tanggung jawab, tapi tidak berakhirnya pengabdian.
Kini, tongkat itu dipegang oleh sosok yang telah menempuh jalan panjang. Prof. Sukino bukan sekadar akademisi, ia adalah pejalan ilmu. Lahir di Wonosobo, 13 Juli 1975, dan dibesarkan di Desa Dak Jaya, Kecamatan Binjai, Kabupaten Sintang, sejak 1981.
Anak keempat dari empat bersaudara, dari orang tua petani lulusan sekolah rakyat. Dari desa itulah semangatnya ditempa, semangat untuk belajar di tengah keterbatasan, semangat untuk melampaui nasib dengan ilmu.
Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Sintang, lalu melanjutkan kuliah di STAIN Pontianak. Tak berhenti di situ, ia menapaki jenjang Magister Pendidikan Agama Islam di IAIN Walisongo Semarang (2002), kemudian menuntaskan Program Doktor di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2018), hingga akhirnya dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Pendidikan Islam (2024) di IAIN Pontianak.
Rekam jejaknya cemerlang. Ia telah mengabdi di dunia akademik sejak 2005, menjadi Lektor Kepala (2019), dan akhirnya Profesor (2025). Di IAIN Pontianak, beliau dikenal sebagai Kaprodi Magister PAI Pascasarjana (2022–2026), mengampu mata kuliah seperti Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Kurikulum PAI, Pembelajaran PAI, hingga Teori Sosial dan Pendidikan Islam.
Lebih dari itu, Prof. Sukino adalah pendiri dan perintis. Ia ikut mendirikan SMK Al-Madani Pontianak (2003), STAI Ma’arif Sintang (2003–2005), dan Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak (2013).
Ia juga aktif sebagai Reviewer jurnal nasional dan internasional, Editor in Chief Jurnal Arfannur Pascasarjana, serta anggota Dewan Pendidikan Kota Pontianak (2024–2028).
Dengan Scopus ID 7363251700, ORCID 0000-0002-8061-9633, dan SINTA ID 6144890, kiprahnya melampaui batas ruang kelas. Ia bukan hanya dosen, tapi penulis, peneliti, pembina, sekaligus penggerak intelektual muda Bumi Khatulistiwa.
Yang membuatnya istimewa bukan hanya gelar panjangnya, tapi kerendahan hatinya. Ia tetap sederhana, masih aktif bermain voli dan tenis lapangan, olahraga yang baginya adalah latihan kesabaran, strategi, dan kerja sama, tiga hal yang juga menjadi prinsip kepemimpinannya.
Dalam pidato perdananya, Prof. Sukino berkata pelan namun tegas, “Ini bukan jabatan, ini panggilan pengabdian. Saya ingin menjadikan UNU Kalbar sebagai pusat unggulan pendidikan yang membumi dan berkarakter.”
Kalimat itu seperti petir yang menyalakan obor semangat seluruh civitas. Sebab di zaman ketika jabatan sering diperebutkan, masih ada sosok yang memandangnya sebagai ladang ibadah.
Kini, UNU Kalbar memiliki rektor baru yang tidak hanya membawa visi akademik, tapi juga visi kemanusiaan. Seorang guru besar yang membumikan langit ilmu dan mengangkasa bersama pengabdian.
Dari sawah Sintang hingga ruang sidang senat, Prof. Sukino mengajarkan satu hal penting, pendidikan sejati bukan soal siapa paling tinggi gelarnya, tapi siapa paling tulus niatnya.
Di tangan Prof. Sukino, tampaknya UNU Kalbar tidak hanya akan tumbuh besar, tetapi juga tumbuh bermakna.
Teks foto: Prof. Sukino (kiri), Muhajirin Yanis (tengah), Rachmat Sahputra (kanan)

4 days ago
8

















































