Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan militer besar-besaran ke tiga fasilitas nuklir utama milik Iran dalam sebuah operasi bernama operasi "Midnight Hammer" pada Sabtu pekan lalu. Serangan yang dilakukan secara mendadak ini cukup mengejutkan dunia internasional, mengingat tingkat presisi dan kompleksitas strategi serta jumlah kekuatan militer yang di kerahkan.
Pentagon menyebut serangan ini sebagai "operasi presisi yang luar biasa sukses", yang dilakukan untuk menetralisir potensi ancaman nuklir dari Teheran.
Titik Awal Operasi
Operasi Midnight Hammer dimulai pada tengah malam, Jumat 20 Juni 2025, saat tujuh pesawat pengebom siluman B-2 Spirit lepas landas dari Pangkalan Udara Whiteman di Missouri. Pesawat-pesawat ini terbang selama 18 jam ke arah timur menuju target di Iran, dengan komunikasi minimal demi menjaga kerahasiaan operasi. Ini merupakan misi militer strategis lintas benua dengan tingkat perencanaan dan disiplin yang tinggi.
Koordinasi Udara Multi Platform
Selama penerbangan menuju target, pesawat B-2 bertemu dengan tim pendukung berupa lebih dari 125 pesawat tempur dan puluhan tanker pengisian bahan bakar di udara. Manuver udara ini dilakukan dalam ruang udara yang sempit dan membutuhkan kerja sama yang presisi antara berbagai jenis pesawat.
Awal Serangan
Pada Sabtu pukul 17:00 waktu AS bagian timur (ET), kapal selam rudal kendali milik AS yang beroperasi di bawah komando CENTCOM meluncurkan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk ke fasilitas infrastruktur strategis di Isfahan, Iran. Serangan ini menjadi pembuka operasi untuk melumpuhkan sistem pertahanan permukaan Iran sebelum serangan udara utama dimulai.
Memasuki Wilayah Udara Iran
Sekitar pukul 18:40 ET, paket serangan udara utama mulai memasuki wilayah udara Iran. Untuk membuka jalan, AS menggunakan serangkaian taktik pengecohan (decoy),serta mengerahkan jet tempur generasi keempat dan kelima untuk menyapu ancaman rudal permukaan ke udara.
Serangan Utama
Saat mencapai target di Fordow dan Natanz, pesawat b-2 menjatuhkan bom penghancur bunker GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) seberat 30.000 pon. Total ada 14 bom dijatuhkan ke dua fasilitas nuklir utama tersebut.
Pada waktu yang bersamaan, rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam AS berhasil menghantam sasaran di Isfahan.
Pasca Serangan
Setelah seluruh target dihancurkan, semua armada AS langsung meninggalkan wilayah udara Iran dan kembali ke pangkalan AS. Tidak ada pesawat AS yang terkena tembakan dan diperkirakan sistem pertahanan Iran gagal mendeteksi serangan ini.
CNBC RESEARCH INDONESIA
(evw/evw)