LRT Gantung Bisa Melesat 150 Km/Jam, Cibubur-Mekarsari Secepat Kilat

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua teknologi transportasi udara yang tengah menarik perhatian dunia, string transport dan cable car (kereta gantung), ternyata memiliki perbedaan mendasar meskipun sekilas tampak serupa. Keduanya sama-sama beroperasi di udara dan menggunakan struktur melayang di atas permukaan tanah, namun dari segi teknologi, efisiensi, hingga tujuan penggunaannya, perbedaannya sangat signifikan.

Dilansir dari World Construction Today, perbedaan pertama terletak pada prinsip operasi dan konsumsi energi. Cable car mengandalkan kabel baja yang digerakkan motor listrik besar. Konsumsi energinya relatif konstan, baik saat membawa sedikit penumpang maupun saat penuh. Kabel juga memiliki masa pakai terbatas, umumnya hanya 6 hingga 8 tahun sebelum harus diganti.

Sebaliknya, sistem string transport besutan Unitsky String Technologies Inc. (UST) menggunakan kendaraan listrik beroda baja yang berjalan di atas rel khusus. Sistem ini memiliki hambatan aerodinamis rendah dan dapat memulihkan energi saat pengereman. Rel dan kendaraan dirancang jauh lebih tahan lama - umur relnya bisa mencapai 100 tahun, sementara kendaraannya dapat beroperasi hingga 25 tahun.

Dari segi kecepatan dan kapasitas, perbedaannya juga mencolok. Cable car biasanya hanya mampu melaju 20 hingga 30 kilometer per jam, dengan kapasitas maksimal sekitar 2.000 penumpang per jam. Teknologi ini cocok untuk area wisata atau jalur pendek di medan terjal.

Sementara itu, string transport mampu beroperasi hingga 150 kilometer per jam dan mengangkut hingga 50.000 penumpang per jam, setara dengan kapasitas kereta metro modern. Dengan efisiensi tinggi dan jarak tempuh yang fleksibel, sistem ini berpotensi menggantikan sebagian moda transportasi massal konvensional di kota-kota besar.

Kereta gantung. (Instagram/unitsky_nusantara)Foto: Kereta gantung. (Instagram/unitsky_nusantara)
Kereta gantung. (Instagram/unitsky_nusantara)

Dari sisi fungsi dan fleksibilitas, cable car umumnya digunakan untuk melintasi rintangan alam seperti lembah, sungai, atau daerah pegunungan. Desainnya terbatas dan tidak memungkinkan ekspansi panjang.

Sebaliknya, sistem string transport dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan - dari transportasi dalam kota hingga jalur antarkota. Jalur relnya bisa menyesuaikan berbagai kondisi topografi tanpa kehilangan stabilitas maupun efisiensi.

Keamanan juga menjadi faktor pembeda utama. Cable car memiliki risiko lebih tinggi akibat faktor alam, seperti angin kencang atau ausnya kabel baja. Dalam beberapa kasus, faktor manusia juga berperan dalam kecelakaan.

Sementara itu, string transport dibangun dengan struktur baja kokoh yang dilengkapi sistem anti-derailment dan sistem kontrol otomatis. Kendaraan tanpa awaknya dikendalikan secara cerdas dan terus memantau kondisi lintasan secara real-time, sehingga risiko gangguan jauh lebih kecil.

Dengan berbagai perbedaan ini, string transport dinilai sebagai evolusi dari konsep transportasi gantung. Cable car tetap ideal untuk keperluan wisata atau akses terbatas di area sulit, namun string transport menawarkan potensi lebih luas sebagai moda massal perkotaan yang cepat, efisien, dan ramah lingkungan.

Perkembangan teknologi seperti ini menandai pergeseran besar dalam desain mobilitas modern. Jika cable car identik dengan rekreasi dan panorama, maka string transport membawa visi baru: transportasi udara masa depan yang benar-benar fungsional untuk kota dan masyarakat modern.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perusahaan Jepang Ngebet Mau Operasikan Taksi Terbang Listrik di RI

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |