Kompetisi Brutal: Raksasa Dunia Ini Bertaruh Triliunan Demi Masa Depan

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia- Dari setiap inovasi teknologi yang kita nikmati hari ini, AI generatif, mobil listrik, hingga obat obesitas terdapat satu benang merah tak kasat mata, investasi riset dan pengembangan (R&D).

Namun, dalam medan kompetisi yang semakin padat dan dinamis, siapa sebenarnya yang berlari paling kencang dalam menanamkan dana demi masa depan?

Menurut data dari laporan Global Innovation Index 2024 yang dirilis Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO), total belanja R&D korporasi global tumbuh 8,3% pada 2023, menembus US$1.200 miliar.

Namun pertumbuhan ini tidak merata sebagian sektor melesat, sebagian lainnya justru melambat tajam. Sektor teknologi perangkat keras informasi (ICT hardware) misalnya, mengalami penurunan investasi sebesar 50% secara tahunan, meski tetap menjadi pemimpin absolut dalam nominal belanja.

Salah satu sorotan ada pada Nvidia, sang raksasa chip AI, yang memimpin di sektor ICT hardware dengan pertumbuhan belanja R&D 18,2%.

Meskipun pertumbuhannya menurun dibanding lonjakan 35% tahun sebelumnya, Nvidia tetap berada di depan, disusul AMD (17,3%) dan Samsung Electronics (14,4%). Samsung sendiri menggelontorkan hampir US$21 miliar untuk riset, mayoritas pada segmen semikonduktor.

Di sektor farmasi, lonjakan R&D datang dari Eli Lilly, yang mencatatkan pertumbuhan 29,5% menjadi US$9,1 miliar.

Perusahaan ini sedang naik daun berkat terobosannya di obat-obatan anti-obesitas, bersaing ketat dengan Novo Nordisk. Tak hanya besar, sektor farmasi juga mencatat intensitas R&D tertinggi, mencapai 19% dari total pendapatan-tertinggi dibanding sektor lain.

Dari dunia otomotif, ZF Friedrichshafen asal Jerman mengejutkan pasar dengan pertumbuhan R&D mencapai 33,1%, mengungguli Tesla yang tumbuh 29,1%. Sementara sektor lain yang tampil impresif adalah perjalanan dan leisure, di mana Trip.com Group mencatat pertumbuhan R&D tertinggi antar semua sektor 45,3%.

Dari lanskap ini, sektor dengan tekanan pasar yang tinggi seperti AI, biofarma, dan otomotif listrik justru mendorong korporasi untuk berinovasi lebih agresif. Terlebih dalam iklim suku bunga tinggi dan persaingan paten global.

Sebagai catatan, dari 2.500 perusahaan dengan belanja R&D terbesar di dunia, data ini dihimpun dari 1.700 entitas global yang mendominasi lebih dari 90% total pengeluaran. Indonesia sendiri belum masuk jajaran teratas baik dari sisi nilai maupun pertumbuhan, meski beberapa BUMN teknologi mulai menunjukkan geliat.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |