Kinerja Inalum di 2024 Makin Cemerlang, Ternyata Ini Pemicunya

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, mencatatkan kinerja cemerlang pada 2024. Sepanjang 2024, perusahaan mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$ 716,9 juta dengan EBITDA mencapai US$ 179,2 juta dan laba bersih US$ 123,7 juta.

Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengungkapkan, capaian pada 2024 ini tak lain karena pihaknya melakukan operation excellence dengan memproduksi produk aluminium sesuai dengan permintaan pasar atau market driven.

"Jadi, dulu-dulu, di tahun 2023 ke belakang, Inalum, tuh, bikin barang, terus jual. Sehingga laku, gak laku, urusan lain. Tahun 2024, itu salah satu bentuk operation excellence. Kita, itu, market-driven. Jadi, kita approach pembelian penjualannya itu dengan metode market-driven," jelasnya saat ditemui di sela acara Economic Update CNBC Indonesia, dikutip Kamis (19/6/2025).

Melati menjelaskan, strategi tersebut membuat pihaknya bisa menurunkan biaya operasi karena beberapa biaya lain ikut turun dengan strategi market-driven tersebut.

"Jadi, kita jual sesuai market-nya hari ini, sehingga biaya kita turun, kan. Biaya inventory kita turun. Biaya penyimpanan turun. Jadi, banyak yang turun biayanya karena kita bikin sesuai yang pasar mau," jelasnya.

Adapun produk yang banyak diminta pasar tersebut maksudnya yaitu aluminium ingot. Berdasarkan data Inalum, aluminium ingot ini memiliki berat 22,7 kg per batang dengan dua tingkat kemurnian aluminium; 99,90% dan 99,70%. Aluminium Ingot pada umumnya memerlukan proses remelting agar dapat dibentuk menjadi berbagai produk akhir, seperti komponen otomotif, konstruksi bangunan, dan lain-lain.

Sementara produk aluminium lainnya yang tengah lesu permintaannya yaitu aluminium billet dan alloy. Billet dipergunakan sebagai campuran material gerbong kereta api, rangka kendaraan bermotor dan digunakan secara luas pada konstruksi atap serta bangunan.

Aluminium alloy dapat digunakan untuk menghasilkan velg, blok mesin kendaraan, rangka kendaraan dan kebutuhan otomotif lainnya. Tak hanya itu, aluminium alloy juga dapat digunakan untuk kabel listrik sistem transmisi tegangan tinggi dan jaringan distribusi listrik.

Perlu diketahui, sepanjang 2024 produksi aluminium Inalum mencapai 274.230 ton, naik 27,61% dibanding tahun sebelumnya. Volume penjualan juga tumbuh 25,55% menjadi 276.381 ton, mencerminkan kinerja operasional yang semakin efisien dan daya saing yang meningkat di tengah fluktuasi harga komoditas global.

Dari sisi keuangan, Inalum membukukan pendapatan sebesar US$ 716,9 juta dengan EBITDA mencapai US$ 179,2 juta dan laba bersih US$ 123,7 juta. Total aset perusahaan tercatat sebesar US$ 2,47 miliar, menunjukkan kekuatan finansial yang solid sebagai modal ekspansi ke depan.

Kinerja tersebut turut didukung tata kelola perusahaan yang kuat. Capaian KPI Direksi sebesar 90,17% dan kehadiran Dewan Komisaris 100% menegaskan komitmen terhadap akuntabilitas.

Perusahaan kini fokus mempercepat hilirisasi melalui proyek strategis Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok aluminium nasional dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Genjot Produksi Aluminium, Inalum Siapkan Proyek SGAR Fase II

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |